1.
What is information systems analysis and
design?
Jawab :
Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai
penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian
komponennya dengan maksud untuk menidentifikasikan dan mengevaluasi
permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang
terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan
perbaikan-perbaikannya (Jogiyanto, 1999:129). Tujuan utamanya adalah untuk
memahami sistem dan masalah yang ada, untuk menguraikan kebutuhan informasi dan
untuk menetapkan prioritas pekerjaan sistem selanjutnya.
Setelah tahap analisis sistem selesai
dilakukan, maka analisis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa
yang harus dikerjakan. Tahap selanjutnya adalah desain sistem dimana dilakukan
pembuatan desain akan sistem yang telah dilakukan analisis untuk mengurangi
kesalahan yang telah ada pada sistem sebelumnya yang telah dianalasis. Tahap
desain sistem mempunyai dua tujuan utama, yaitu :
1.
Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem.
2.
Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada
pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat.
Desain sistem merupakan formulasi spesifikasi
rinci dari sistem yang diusulkan. Terdapat tiga tahap atau langkah umum dalam
perancangan sistem.
1.
Evaluasi rancangan alternatif dari sistem yang diusulkan.
2.
Penyajian spesifikasi rancangan rinci.
3.
Penyajian laporan perancangan sistem.
Sehingga Analisis dan Desain Sistem Informasi
dapat disimpulkan sebagai bentuk penguraian suatu sistem informasi untuk
mengidentifikasikan masalah-masalah yang ada atau yang terjadi pada sebuah
sistem informasi yang ada kemudian melakukan perancangan atau desain sistem
informasi yang baru sebagai evaluasi sistem informasi yang lama sehingga
diharapkan mampu mengurangi, meminimalisir maupun mengatasi masalah pada sistem
informasi yang telah ada.
2.
List and explain
the
different phases in the systems development life cycle!
Jawab:
1. Fase Siklus Pengembangan Sistem
Menurut Whitten dan Bentley
(2007, p30) Siklus Pengembangan Sistem adalah satu set aktivitas, metode,
praktik terbaik, deliverables,
peralatan terotomatisasi yang dipergunakan para stakeholders untuk mengembangkan sistem informasi dan perangkat
lunak dan memperbaikinya secara kesinambungan. Kebanyakan organisasi, proses
pengembangan sistem mengikuti pendekatan pemecahan masalah ( problem-solving approach ). Pendekatan
pemecahan masalah tersebut terdiri dari 4 fase yang harus dilengkapi untuk
setiap proyek pengembangan sistem. Fase – Fase tersebut adalah System Initiation, System Analysis, System
Design, System Implementation.
a.
System Initiation
Menurut Whitten dan Bentley (2007, p32) System Initiation adalah perencanaan
awal untuk sebuah proyek untuk mendefinisikan ruang lingkup awal bisnis,
tujuan, jadwal dan anggaran. Ruang lingkup disini merupakan area bisnis yang
ditangani oleh proyek dan tujuan harus dicapai. Ruang lingkup dan tujuan
akhirnya mempengaruhi komitmen sumberdaya, yaitu jadwal dan anggaran yang harus
dibuat agar berhasil menyelesaikan proyek. Semua stakeholder harus menerima kenyataan bahwa segala perubahan masa
depan didalam ruang lingkup atau tujuan akan berpengaruh pada jadwal dan
anggaran.
b.
System Analysis
Menurut Whitten dan Bentley (2007, p32) System Analysis adalah penelitian dari
sebuah domain masalah bisnis untuk
merekomendasikan perbaikan and spesifikasi kebutuhan bisnis dan prioritas untuk
solusi. Pada saat analisis sistem selesai sering terjadi banyak pembaruan deliverable untuk kebutuhan dari yang
dihasilkan sebelumnya di proses inisiasi sistem ( intiation System). Untuk mengungkapkan kebutuhan baru tersebut maka
harus merevisi ruang lingkup bisnis atau tujuan proyek yang mungkin saja ruang
lingkup menjadi sangat besar atau menjadi terlalu kecil. Demikian dengan jadwal dan anggaran juga
butuh direvisi sehingga kemungkinan proyek itu sendiri dipertanyakan apakah
proyek bisa dibatalkan atau lanjut ke fase selanjutnya.
Menurut Whitten dan Bentley (2007, p180)
didalam menganalisis masalah dan peluang yang diperlukan adalah mempelajari current system. Lebih banyak pemecah masalah yang telah
belajar, untuk benar-benar menganalisa masalah sebelum menetapkan solusi yang
mungkin diambil. Mereka menganalisa setiap masalah berdasarkan sebab dan
akibat. Dalam praktek, akibat bisa menjadi gejala dari masalah yang berbeda,
lebih dalam, atau masalah dasar. Masalah juga harus dianalisa untuk sebab dan
akibat dan seterusnya sampai sebab dan akibat tidak menghasilkan gejala-gejala
dari masalah lain.
Cause
and effect analysis mengarah pada pengertian yang benar dari
masalah dan bisa juga mengarah pada solusi yang tidak terlalu jelas tapi
kreatif dan bernilai. Jadi, cause and
effect analysis adalah tehnik dimana masalah dipelajari untuk menetapkan
sebab dan akibatnya.
c.
System Design
Menurut Whitten dan
Bentley (2007, p33) System Design adalah
spesifikasi atau tehnik konstruksi, solusi berbasis komputer untuk
indentifikasi kebutuhan bisnis dalam analisis sistem. Design tersebut menghasilkan sebuah perencanaan atau blueprint yang
digunakan sebagai landasan untuk mengarahkan pada
proses pengembangan sistem. Prototype dijalankan untuk
menyediakan sebuah peluang awal untuk mendapatkan feedback
dari client/user untuk menekankan pada fungsi dan kelayakannya. Dan semua design untuk sistem informasi yang baru
harus sesuai dengan arsitektur standar teknologi informasi.
d.
System Implementation
Menurut Whitten dan Bentley (2007, p33) System Implementation adalah kontruksi,
instalasi, testing, pengiriman sistem menjadi produksi. Implementasi sistem
menghasilkan teknis perangkat keras dan solusi perangkat lunak untuk masalah
bisnis sesuai dengan teknis arsitektur dan spesifikasinya.
3.
What are ERP systems? What are the benefits and disadvantages of such
systems as a design strategy?
Jawab:
Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sistem computer-based
terintegrasi untuk
mengelola seluruh aktifitas perusahaan, sumberdaya internal dan eksternal, termasuk tangible asset, keuangan, persediaan, produksi, human resources, marketing, supply chain, logistics, dll.
mengelola seluruh aktifitas perusahaan, sumberdaya internal dan eksternal, termasuk tangible asset, keuangan, persediaan, produksi, human resources, marketing, supply chain, logistics, dll.
Implementasi sistem informasi berbasis ERP adalah suatu arsitektur
software yang memiliki tujuan untuk memfasilitasi aliran informasi diantara
seluruh fungsi-fungsi bisnis di dalam batas organisasi/perusahaan dan mengelola
hubungan dengan pihak stakeholder diluar perusahaan.
Tujuan sistem ERP adalah untuk mengkoordinasikan bisnis organisasi secara
keseluruhan. ERP merupakan software yang ada dalam organisasi/perusahaan yang
bertujuan untuk:
·
Otomatisasi
dan integrasi banyak proses bisnis
·
Membagi
database yang umum dan praktek bisnis melalui enterprise
·
Menghasilkan
informasi yang real-time
·
Memungkinkan
perpaduan proses transaksi dan kegiatan perencanaan
Keuntungan dan Kerugian ERP
a.
Keuntungan dari
implementasi ERP antara lain
:
·
Integrasi data keuangan. Oleh
karena semua data disimpan secara terpusat, maka para eksekutif perusahaan
memperoleh data yang up-to-date dan dapat mengatur keuangan perusahaan dengan
lebih baik.
·
Standarisasi Proses Operas. ERP
menerapkan sistem yang standar, dimana semua divisi akan menggunakan sistem
dengan cara yang sama. Dengan demikian, operasional perusahaan akan berjalan
dengan lebih efisien dan efektif.
·
Standarisasi Data dan Informasi.
Database terpusat yang diterapkan pada ERP, membentuk data yang standar,
sehingga informasi dapat diperoleh dengan mudah dan fleksibel untuk semua
divisi yang ada dalam perusahaan.
Keuntungan diatas adalah keuntungan yang dapat
dirasakan namun tidak dapat diukur. Keberhasilan implementasi ERP dapat dilihat
dengan mengukur tingkat Return on Investment (ROI), dan
komponen lainnya, seperti:
·
Pengurangan lead-time
·
Peningkatan kontrol keuangan
·
Penurunan inventori
·
Penurunan tenaga kerja secara
total
·
Peningkatan service level
·
Peningkatan sales
·
Peningkatan kepuasan dan
loyalitas konsumen
·
Peningkatan market share
perusahaan
·
Pengiriman tepat waktu
·
Kinerja pemasok yang lebih
baik
·
Peningkatan fleksibilitas
·
Pengurangan biaya-biaya
·
Penggunaan sumber daya yang
lebih baik
·
Peningkatan akurasi informasi
dan kemampuan pembuatan keputusan.
b.
Kerugian yang mungkin terjadi
ketika salah menerapkan ERP antara lain adalah:
·
Strategi operasi tidak sejalan
dengan business process design dan pengembangannya
·
Waktu dan biaya implementasi
yang melebihi anggaran
·
Karyawan tidak siap untuk
menerima dan beroperasi dengan sistem yang baru
·
Persiapan implementation tidak
dilakukan dengan baik
·
Berkurangnya fleksibilitas
sistem setelah menerapkan ERP
Kerugian diatas dapat terjadi ketika:
·
Kurangnya komitmen top management,
sehingga tim IT kurang mendapat dukungan pada rancangan sistemnya. Hal ini bisa
muncul karena ketakutan tertentu, seperti kawatir data bocor ke pihak luar.
Selain itu, anggapan bahwa implementasi ERP adalah milik orang IT juga dapat
membuat kurangnya rasa memiliki dari top management dan karyawan divisi lain.
Padahal, implementasi ERP sebenarnya adalah suatu proyek bisnis, dimana IT
hadir untuk membantunya.
·
Kurangnya pendefinisian kebutuhan
perusahaan, sehingga hasil analisis strategi bisnis perusahaan tidak sejalan
dengan kenyataan di lapangan. Perusahaan sebaiknya menentukan dari awal, apakah
perusahaan akan mengikuti standar ERP atau sebaliknya.
·
Kesalahan proses seleksi software,
karena penyelidikan software yang tidak lengkap atau terburu-buru memutuskan.
Hal ini bisa berakibat pada membengkaknya waktu dan biaya yang dibutuhkan.
·
Tidak cocoknya software dengan
business process perusahaan.
·
Kurangnya sumber daya, seperti
manusia, infrastruktur dan modal perusahaan.
·
Terbentuknya budaya organisasi
yang berada dalam zona nyaman dan tidak mau berubah atau merasa terancam dengan
keberadaan software (takut tidak dipekerjakan lagi).
·
Kurangnya training dan
pembelajaran untuk karyawan, sehingga karyawan tidak benar-benar siap
menghadapi perubahan sistem, dimana semua karyawan harus siap untuk selalu
menyediakan data yang up-to-date.
·
Kurangnya komunikasi antar
personel.
·
Cacatnya project design dan
management.
·
Saran penghematan yang menyesatkan
dari orang yang tidak tepat.
·
Keahlian vendor yang tidak sesuai
dengan kebutuhan perusahaan.
·
Faktor teknis lainnya, seperti
bahasa, kebiasaan dokumentasi cetak menjadi file, dan lain sebagainya.
4.
Discuss the reasons why organizations
undertake information system projects?
Jawab:
Pengembangan suatu sistem informasi
merupakan suatu investasi seperti halnya investasi proyek lain. Investasi berarti dikeluarkan sumber-sumber daya untuk mendapatkan
manfaat di masa mendatang. Investasi untuk mengembangkan sistem informasi juga
membutuhkan sumber-sumber daya. Sebagai hasilnya, sistem informasi akan
memberikan manfaat-manfaat yang dapat berupa penghematan-penghematan atau
manfaat yang baru. Jika manfaat yang diharapkan lebih kecil dari
sumber-sumber daya yang dikeluarkan maka dikatakan sistem informasi ini tidak
bernilai atau tidak layak. Oleh karena itu sebelum sistem informasi
dikembangkan maka perlu dihitung kelayakan ekonomisnya. Teknik untuk menilai
ini disebut dengan analisis biaya/keuntungan (cost/benefit analysis).
Sistem
informasi proyek memiliki tingkat kegagalan yang tinggi. Pada hampir setiap
organisasi, proyek sistem informasi memakan waktu dan biaya terlalu banyak
untuk diimplementasikan dari yang diantisipasi pada awalnya, atau sistem yang
telah selesai tidak berfungsi dengan baik. Ketika suatu sistem informasi gagal
berfungsi dengan baik atau memakan biaya terlalu besar untuk dikembangkan, perusahaan
mungkin tidak akan dapat memperoleh manfaat dari investasi sistem informasi
mereka, dan sistem tersebut mungkin tidak dapat memecahkan masalah sebagaimana
tujuan awalnya. Pengembangan suatu sistem baru harus dikelola dan diarahkan
dengan hati-hati, dan cara pelaksanaan proyek merupakan faktor terpenting dalam
memengaruhi hasilnya.
5.
What are some reasons why one
activity may have to precede
another activity before the second activity can begin? In
other words, what causes precedence relationships between project activities?
Jawab:
Manajemen
proyek merupakan faktor mendukung keberhasilan proyek karena merupakan
pengaturan sumber daya dalam batas-batas ruang lingkup, waktu, biaya dan
kualitas yang telah ditentukan untuk menyelesaikan proyek. Suatu urutan umum
keputusan manajemen yang dibutuhkan dalam semua proyek adalah keputusan
perencanaan, penjadwalan dan pengendalian.
Penjadwalan
·
Mengembangkan
struktur penjabaran kerja secara rinci
·
Menaksir/memperkirakan
waktu yang diperlukan untuk tiap tugas
·
Menentukan
urutan tugas dalam urutan yang tepat
·
Mengembangkan
waktu mulai/stop untuk tiap tugas
·
Mengembangkan
anggaran yang rinci untuk tiap tugas
·
Menunjuk
mengangkat orang untuk melakukan tugas
Penjadwalan
proyek merupakan
pekerjaan yang sangat menentang bagi manager perangkat lunak. Dasar pemikiran
adanya penjadwalan adalah sering adanya keterlambatan perangkat lunak. Hal-hal
yang menyebabkan keterlambatan tersebut adalah :
·
Batas
waktu yang kadang tidak realistis
·
Perubahan
kebutuhan user
·
Memandang
rendah sumber daya dan usaha
·
Tidak
mempertimbangkan resiko
·
Kesulitan
teknis yang tidak dilihat sebelumnya
·
Kesalahan
komunikasi
Penjadwalan proyek dapat dilihat
dari dua perspektif yang berbeda yaitu :
1.
Tanggal
akhir pelepasan perangkat lunak telah dibuat sebelumnya dan tidak dapat
dibatalkan
2.
Tanggal
akhir ditentukan oleh tim rekayasa. Usaha didistribusikan dan tanggal akhir
ditentukan setelah melalui proses yang cermat.
Pada
jaringan kegiatan semua kegiatan harus berakhir pada patokan. Suatu kegiatan
bisa dimulai ketika patokan sebelumnya (yang mungkin tergantung pada beberapa
kegiatan) telah dicapai. Sebelum maju dari satu patokan ke patokan yang
lainnya, semua jalur yang menuju ke patokan tersebut harus telah selesai. Jalur
kritis ditunjukkan dengan garis tebal. Jadwal keseluruhan proyek tergantung
pada jalur kritis. Ketidaktepatan dalam penyelesaian kegiatan kritis akan
menyebabkan ‘tertundannya’ proyek.
6.
List and discuss the different types of project feasibility factors.
Is
any factor
most important? Why or why not?
Jawab:
Studi
kelayakan proyek dilakukan di tahap awal untuk menentukan apakah sebuah proyek
baik untuk diteruskan atau tidak. Dengan menilai batasan-batasan pada sistem
yang diusulkan, pihak manajemen dapat mengevaluasi kelayakan proyek.
Masing-masing aspek tersebut yaitu:
·
Kelayakan Teknis (technical
feasibility) berkaitan dengan apakah sistem tersebut dapat dikembangkan dengan
teknologi yang ada saat ini atau apakah diperlukan teknologi baru.
·
Kelayakan Ekonomi (economic
feasibility) berkaitan dengan ketersediaan dana untuk menyelesaikan proyek.
·
Kelayakan Hukum (legal
feasibility) mengidentifikasikan setiap konflik antara proposal yang diusulkan dan
kemampuan perusahaan untuk bebas dari tanggung jawab hukumnya
·
Kelayakan Operasional
(operational feasibility) menunjukkan tingkat kecocokan antara
prosedur-prosedur perusahaan yang ada saat ini serta keahlian personel dan
persyaratan operasional dari sistem yang baru.
·
Kelayakan Jadwal (schedule
feasibility) berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk mengimplementasikan
proyek dalam kerangka waktu yang dapat diterima. Faktor-faktor kelayakan ini
mempengaruhi ruang lingkup proyek, dan apakah itu akan dikembangkan didalam
perusahaan atau dibeli dari pemasok peranti lunak.
Aspek-aspek
Studi kelayakan tersebut harus dilakukan secara terperinci. Pada Kelayakan
Teknis, dalam mengevaluasinya, teknologi yang sudah mapan dan dipahami
memiliki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan teknologi yang belum
dikenal sama sekali. Pada Kelayakan Ekonomi, dibatasi menilai komitmen keuangan manajemen
terhadap keseluruhan proyek. Pada Kelayakan Hukum, dalam sistem
pemrosesan transaksi keuangan, legalitas sistem selalu menjadi masalah. Namun
demikian, legalitas juga merupakan isu bagi sistem non keuangan yang memproses
data-data. Pada Kelayakan Operational, sistem yang terlatih dengan baik,
memiliki motivasi dan berpengalaman merupakan masalah penting dalam
mengevaluasi kelayakan operasional suatu desain. Dan Pada Kelayakan
Jadwal, proses desain penilaian sistem berada dalam posisi yang lebih
baik untuk mengukur kemungkinan bahwa sistem akan diselesaikan sesuai dengan
jadwal.
Melihat dari
aspek-aspek diatas, Intinya studi kelayakan itu penting dan harus
ada dalam perencanaan suatu proyek agar kita dapat mengetahui apakah
proyek tersebut baik diteruskan atau tidak.
7.
Describe systems analysis and
the
major activities
that occur during this phase
of the systems development
life cycle!
Jawab:
Tugas manajemen proyek meliputi:
a. Negosiasikan
lingkup. Mendefinisikan lingkup
batas-batas proyek dan dimasukkan dalam laporan kerja, deskripsi narasi dari
pekerjaan yang harus dilakukan sebagai bagian dari proyek
b. Identifikasi
tugas.
Sebuah
struktur rincian kerja (
WBS ) adalah dekomposisi hirarkis proyek menjadi tugas dan subtasks. Beberapa
tugas mewakili penyelesaian tonggak atau penyelesaian penyerahan utama selama
proyek.
c. Perkiraan
jangka waktu tugas. Ada banyak teknik dan alat-alat untuk memperkirakan
jangka waktu tugas.
d. Tentukan
dependensi Antar Tugas. Awal atau penyelesaian tugas individu mungkin
tergantung pada awal atau penyelesaian tugas-tugas lainnya. Berdampak
dependensi ini penyelesaian proyek apapun.
e. Menetapkan
sumber daya. Sumber berikut dapat mempengaruhi jadwal proyek : orang, layanan,
fasilitas dan peralatan, perlengkapan dan material, dan uang.
i)
sumber daya tersebut harus ditugaskan untuk tugas-tugas untuk mengembangkan
jadwal.
ii)
Resource leveling adalah strategi yang digunakan untuk memperbaiki
overallocations sumber daya oleh beberapa kombinasi menunda atau pemisahan
tugas.Resource
leveling membutuhkan pengetahuan tentang :
1. jalur
kritis - bahwa urutan tugas tergantung yang memiliki jumlah terbesar dari
kebanyakan jangka waktu mungkin. Jalur kritis menentukan kemungkinan tanggal
penyelesaian awal proyek.
2. waktu-
Slack jumlah keterlambatan yang dapat ditoleransi antara waktu mulai dan waktu
penyelesaian tugas tanpa menyebabkan keterlambatan dalam tanggal penyelesaian
keseluruhan proyek.
f. Mengarahkan
usaha tim. Salah satu dimensi terpenting mengarahkan usaha tim adalah
pengawasan orang.
g. Memantau
dan mengontrol kemajuan. Selama proyek, manajer proyek harus memonitor
perkembangan proyek terhadap lingkup, jadwal, dan anggaran dan, jika perlu,
membuat penyesuaian ruang lingkup, jadwal, dan sumber daya.
1. Pelaporan
Progress adalah proses kontrol penting yang menggunakan komunikasi untuk
menjaga proyek dalam lingkup, tepat waktu, dan sesuai anggaran.
2. Sebuah
rencana proyek chanisms providesme lengkap dan proses untuk mengelola
permintaan untuk perubahan lingkup. Ini disebut manajemen perubahan.
3. Perubahan
manajemen sering mengharuskan seorang manajer proyek mengelola ekspektasi
manajemen dan pengguna sendiri. Matriks manajemen harapan adalah alat aturan -
didorong untuk membantu manajemen memahami dinamika dan dampak perubahan
parameter proyek seperti biaya, jadwal, ruang lingkup, dan kualitas.
4. penyesuaian
Jadwal diperlukan ketika ruang lingkup proyek berubah atau ketika faktor-faktor
lain mendorong jadwal atau anggaran dari kisaran proyeksi.
h. Menilai
hasil proyek dan pengalaman. Kegiatan akhir ini melibatkan meminta umpan balik
dari anggota tim proyek ( termasuk pelanggan ) mengenai pengalaman proyek dan
saran yang bertujuan untuk meningkatkan proyek dan proses manajemen organisasi.
8.
What is a
context diagram and data-flow diagram? Why do systems analysts use data-flow diagrams?
Jawab:
Context Diagram merupakan tingkatan tertinggi dalam
diagram aliran data dan hanya memuat satu proses, menunjukkan sistem secara
keseluruhan. Proses tersebut diberi nomor nol. Semua entitas eksternal yang
ditunjukkan pada diagram konteks berikut aliran data-aliran data utama menuju
dan dari sistem. Diagram tersebut tidak memuat penyimpanan data dan tampak
sederhana untuk diciptakan, begitu entitas-entitas eksternal serta aliran
data-aliran data menuju dan dari sistem diketahui menganalisis dari wawancara
dengan user dan sebagai hasil analisis dokumen.
Context Diagram dimulai dengan
penggambaran terminator, aliran data, aliran kontrol penyimpanan, dasn proses
tunggal yang menunjukkan keseluruhan sistem. Bagian termudah adalah menetapkan
proses (yang hanya terdiri dari satu lingkaran) dan diberi nama yang mewakili
sistem. Nama dalam hal ini dapat menjelaskan proses atau pekerjaan atau dalam
kasus ekstrim berupa nama perusahaan yang dalam hal ini mewakili proses yang
dilakukan keseluruhan organisasi
Diagram Alir Data (DAD) atau Data Flow Diagram
(DFD) adalah suatu diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan
arus dari data sistem, yang penggunaannya sangat membantu untuk memahami sistem
secara logika, tersruktur dan jelas. DFD merupakan alat bantu dalam
menggambarkan atau menjelaskan DFD ini sering disebut juga dengan nama Bubble
chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi.
DFD sering digunakan. DFD dibuat oleh para analis
untuk membuat sebuah sistem yang baik. Dimana DFD ini nantinya diberikan kepada
para programmer untuk melakukan proses coding. Dimana para programmer melakukan
sebuah coding sesuai dengan DFD yang dibuat oleh para analis sebelumnya.
9.
Explain the rules for drawing good data-flow diagrams!
Jawab:
Mekanisme
untuk menggambar DFD yang hampir identik dengan yang untuk logis DFDs. Kita
bisa mengembangkan DFD fisik tunggal untuk seluruh sistem atau seperangkat DFDs
fisik untuk sistem target. Metodologinya menunjukkan sebagai berikut:
v Sebuah
diagram aliran data fisik harus dikembangkan untuk arsitektur jaringan. Setiap
proses pada diagram ini adalah proses fisik ( client atau server ) dalam
sistem. Setiap server adalah prosesor sendiri; Namun, biasanya tidak praktis
untuk menunjukkan setiap klien. Sebaliknya, masing-masing kelas klien (
misalnya, petugas entry order ) diwakili oleh satu prosesor.
v Untuk
setiap prosesor pada model di atas, diagram aliran data fisik harus
dikembangkan untuk menunjukkan proses acara yang akan ditugaskan untuk prosesor
yang. Ada kemungkinan bahwa Anda akan memilih untuk menduplikasi beberapa
proses acara pada beberapa prosesor. Misalnya, pesanan dapat diproses di server
masing-masing daerah dan klien.
v Untuk
semua tapi proses acara sederhana, mereka harus menjadi faktor dalam unit
desain dan dimodelkan sebagai diagram aliran data fisik tunggal. Sebuah desain
unit adalah kumpulan mandiri proses, menyimpan data, dan data flows yang
berbagi atribut desain serupa. Sebuah desain unit berfungsi sebagai subset dari
total sistem yang input, output, fi les dan database, dan program dapat
dirancang, dibangun, dan unit diuji sebagai subsistem tunggal.
Menggambar
DFD
Tidak ada aturan baku untuk
menggambarkan DFD, tapi dari berbagai referensi yg ada, secara garis besar:
v Identifikasi Entitas Luar, Input dan Output : Identifikasi
terlebih dahulu semua entitas luar, input dan ouput yang terlibat di sistem.
v
Buat Diagram Konteks (diagram context) : Diagram ini
adalah diagram level tertinggi dari DFD yang menggambarkan hubungan sistem
dengan lingkungan luarnya. Caranya :
Ø
Tentukan nama sistemnya.
Ø
Tentukan batasan sistemnya.
Ø
Tentukan terminator apa saja yang ada dalam sistem.
Ø
Tentukan apa yang diterima/diberikan external entity
dari/ke sistem.
Ø
Gambarkan diagram konteks.
v Buat Diagram
Level Zero (Overview Diagram) : Diagram ini adalah dekomposisi dari
diagram konteks. Caranya :
Ø
Tentukan proses utama yang ada pada sistem.
Ø
Tentukan apa yang diberikan/diterima masing-masing
proses ke/dari sistem sambil memperhatikan konsep keseimbangan (alur data yang
keluar/masuk dari suatu level harus sama dengan alur data yang masuk/keluar
pada level berikutnya).
Ø
Apabila diperlukan, munculkan data store (master)
sebagai sumber maupun tujuan alur data.
Ø
Hindari perpotongan arus data
Ø
Beri nomor pada proses utama (nomor tidak menunjukkan
urutan proses).
v
Buat Diagram Level Satu : Diagram ini
merupakan dekomposisi dari diagram level zero. Caranya :
Ø
Tentukan proses yang lebih kecil (sub-proses) dari
proses utama yang ada di level zero.
Ø
Tentukan apa yang diberikan/diterima masing-masing
sub-proses ke/dari sistem dan perhatikan konsep keseimbangan.
Ø
Apabila diperlukan, munculkan data store (transaksi)
sebagai sumber maupun tujuan alur data.
Ø
Hindari perpotongan arus data.
Ø
Beri nomor pada masing-masing sub-proses yang
menunjukkan dekomposisi dari proses sebelumnya.Contoh : 1.1, 1.2, 2
v Buat DFD Level Dua, Tiga : Diagram ini merupakan dekomposisi
dari level sebelumnya. Proses dekomposisi dilakukan sampai dg proses siap
dituangkan ke dalam program. Aturan yg digunakan sama dengan level satu.
10.
Explain what the term DFD consistency means
and
DFD
completeness
means provide an example!
Jawab:
Data Flow Diagram (DFD) adalah
suatu diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data
sistem, yang penggunaannya sangat membantu untuk memahami sistem secara logika,
tersruktur dan jelas. DFD merupakan alat bantu dalam menggambarkan atau menjelaskan proses
kerja suatu sistem.
Contoh DFD
11.
What characteristics of data are represented in an E-R diagram?
Jawab:
Entity Relationship adalah salah satu
metode pemodelan basis data yang digunakan untuk menghasilkan skema konseptual
untuk jenis atau model data semantik sistem.Diagram Entity Relationship
melengkapi penggambaran grafik dari struktur logika . Dengan kata lain Diagram
E-R menggambarkan arti dari aspek data seperti bagaimana entity-entity,
atribut-atribut dan relationship-relationship disajikan. Sebelum membuat
Diagram E-R memahami betul data yang diperlukan dan ruang lingkupnya. Di dalam
pembuatan diagram E-R perlu diperhatikan penentuan sesuatu konsep apakah
merupakan suatu entity, atribut atau relationship.
Dalam rekayasa perangkat lunak sebuah
Entity Relationship Model (ERM) merupakan abstrak dan konseptual representasi
data. Entity-Relationship adalah salah satu metode pemodelan basis data yang
digunakan untuk menghasilkan skema konseptual untuk jenis atau model data
semantik sistem. Dimana sistem
seringkali memiliki basis data relasional dan ketentuannya bersifat
top-down. Diagram untuk menggambarkan model Entitiy-Relationship ini disebut
Entitiy-Relationship diagram, ER diagram, atau ERD. Ada pun Elemen-Elemen
Diagram Hubungan Entity :
·
Entitas
Adalah segala sesuatu yang dapat digambarkan oleh data. Entitas juga dapat
diartikan sebagai individu yang mewakili sesuatu yang nyata (eksistensinya) dan
dapat dibedakan dari sesuatu yang lain (Fathansyah, 1999). Ada dua macam
entitas yaitu entitas kuat dan entitas lemah. Entitas kuat merupakan entitas
yang tidak memiliki ketergantungan dengan entitas lainnya. Contohnya entitas
anggota. Sedangkan entitas lemah merupakan entitas yang kemunculannya
tergantung pada keberadaaan entitas lain dalam suatu relasi.
·
Atribut
merupakan pendeskripsian karakteristik dari entitas. Atribut digambarkan dalam
bentuk lingkaran atau elips. Atribut yang menjadi kunci entitas atau key diberi
garis bawah.
12.
What elements of a data-flow diagram should
be analyzed as
part of data modeling?
Jawab:
Creating a Data Flow
Model
The DFD diagram enables the software engineer
to develop models of the information domain and functional domain at the same
time. As the DFD is refined into greater levels of detail, the analyst performs
an implicit functional decomposition of the system.
Guidelines:
1. The
level 0 data DFD should depict the software/system as a single bubble.
2. Primary
I/O should be carefully noted.
3. Refinement
should begin by isolating candidate processes, data objects, and data stores.
4. All
arrows and bubbles should be labeled with meaningful names.
5. Information
flow continuity must be maintained from level to level.
6. One
bubble at one time should be refined.
Information continuity must be
maintained at each level as DFD level is refined. This mean that input and output at one level
must be the same as input and output at a refined level. Figure 8.10 and 8.11 show how DFD works.
The flow Model
Flow Modeling Notations
External
Entity
A producer or consumer of data
Example:
computer-based system
Data
must always originate somewhere and must always be sent to something
Process
A data transformer (changes input
to output)
Examples:
compute taxes, determine area, format report, display graph
Data
must always be processed in some way to achieve system function
Data
Flow
Data flows through a system, beginning as input and
be transformed into output.
Data flows through a system, beginning as input and
be transformed into output.
Data
Stores
Data is often stored for later use.
Data
Flow Diagramming:
Constructing
a DFD—I
·
Review the data model
to isolate data objects and use a grammatical parse to determine “operations”
·
Determine external
entities (producers and consumers of data)
·
Create a level 0 DFD
Level
0 DFD Example
Constructing
a DFD—II
·
Write a narrative
describing the transform
·
Parse to determine next
level transforms
·
“Balance” the flow to
maintain data flow continuity
·
Develop a level 1 DFD
·
Use a 1:5 (approx.)
expansion ratio
The
Data Flow Hierarchy
Flow
Modeling Notes
·
Each bubble is refined until it does just one thing
·
The expansion ratio decreases as the number of levels increase
·
Most systems require between 3 and 7 levels for an adequate flow model
·
A single data flow item (arrow) may be expanded as levels increase (data
dictionary provides information)
13.
Explain the relationship between minimum cardinality and
optional and mandatory participation!
Jawab:
Minimum
Cardinality
The minimum cardinality
indicates the smallest number of participants in a relationship, which can be 0
or 1 (optional or mandatory). When evaluating minimum cardinality, you should
think about what is actually taking place. Rarely is there a situation that is
mandatory-to-mandatory (difficult to implement because you are stating the
instances must both exist simultaneously) or optional-to-optional (an
"open design," usually shown with a M:N), rather it is some form of
optional-to-mandatory or mandatory-to-optional. For example, you can read that
a building must conceptually be mandatory for a room to exist, but the building
can exist without rooms. Ultimately, you are defining the order of adding data
to your database. The building instance must be in the database before any room
instances. The inner marks indicate minimum cardinality below.
Strong M:N, optional-to-optional Weak1:M,
mandatory-to-optional Strong 1:1, mandatory-to-manadatory (a very unlikely
combination!
Mandatory Participation
Consider an educational system where students enroll in
courses and consider questions like:
·
Must
a course have students enrolled in it?
·
Must
a student enroll in a course?
These questions focus on the participation requirement of an
entity in a relationship. If all entities in an entity set must participate in
a relationship, we say its participation is mandatory and we use a double line
for the relationship line adjacent to the entity set for that
relationship.
Suppose we have the following business rules: A book may
have zero or more authors (book's participation is optional), and an author
must be related to at least one book (an author must participate):
We say in this case that Author has an existence
dependency on Book... an author cannot exist in this model unless we can
identify a book related to the author.
14. Explain
the
difference between
a candidate key and
the
identifier of an entity type!
Jawab:
Kunci
kandidat adalah satu atribut atau satu set atribut yang
mengidentifikasikan secara unik suatu kejadian spesifik dari entity. Satu set atribut menyatakan secara tidak langsung
dimana anda tidak dapat membuang beberapa atribut dalam set tanpa merusak
kepemilikan yang unik. Kunci kandidat juga diartikan sebagai suatu atribut yang
mengidentifikasikan secara unik dari suatu kejadian yang sifatnya khusus dari
suatu entity yang bersifat tunggal dan tidak dapat digandakan atau satu set
minimal atribut yang hanya mengidentifikasikan secara unik untuk suatu kejadian
spesifik dari entitas.
Candidate key harus secara unik dapat
menjadi identifier artinya setiap non candidate key atribut secara fungsional
bergantung pada candidate tersebut. Non Redudancy tidak ada duplikasi candidate
key untuk menjadi unique identifier
tidak dapat dilakukan penghapusan pada candidate key dan tidak merusak
sifat unique identifier. Satu set
atribut menyatakan secara tidak langsung dimana tidak dapat membuang beberapa
atribut dalam set tanpa merusak kepemilikan yang unik. Jika kunci kandidat
berisi lebih dari satu atribut maka biasanya disebut sebagai composite key (
kunci campuran atau gabungan ).
Contoh
Candidate key adalah :
v File pegawai berisi
§ Nomor Pegawai
§ No KTP
§ Nama Pegawai
§ Tempat Lahir
§ Tanggal Lahir
§ Alamat
§ Kota
Kunci kandidat dalam file pegawai di
atas dapat dipilih sebagai berikut : Nomor Pegawai, No KTP, Nama ( tidak dapat
dipakai karena sering seseorang punya nama yang sama dengan orang lain ), Nama
+ Tanggal Lahir ( mungkin bisa dipakai sebagai kunci karena kemungkinan orang
dengan nama yang sama dan tanggal lahir yang sama cukup kecil ), Nama + Tempat
Lahir + Tanggal Lahir ( dapat dipakai sebagai kunci ), Alamat dan Kota ( bukan
kunci ).
Identifier
dari suatu entity ( Primary Key ) : Primary Key adalah
atribut (field) yang dipilih untuk menentukan struktur storage pada organisasi
file multi key adapun key lainnya
disebut dengan secondary key. Pengertian lainya Primary Key adalah suatu nilai
dalam basis data yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu baris dalam tabel.
Nilai dari primary key adalah unik. Primary key dibagi dengan 3 kriteria
sebagai berikut :
v Key tersebut lebih natural untuk
dijadikan acuan
v Key tersebut lebih sederhana
v Key tersebut cukup uniqe
v Sebuah tombol atau primer yang unik
adalah kunci yang unik mendefinisikan karakteristik masing-masing baris .
Primary key harus terdiri dari karakteristik yang tidak dapat secara kolektif
diduplikasi oleh setiap baris lainnya.
Primary key dapat terdiri dari atribut
tunggal atau beberapa atribut dalam kombinasi. Misalnya ulang tahun bisa
digunakan bersama oleh banyak orang sehingga tidak akan menjadi kandidat utama
untuk Primary Key tapi nomor jaminan sosial atau nomor SIM akan ideal karena
berkorelasi dengan satu nilai data tunggal. Karakteristik lain yang unik dari
Primary Key karena berkaitan dengan database relasional adalah bahwa Primary
Key juga harus berfungsi sebagai Foreign Key. Dalam database relasional indeks
kunci unik uni dapat mengidentifikasi setiap baris dari nilai-nilai data dalam
database tabel . Sebuah indeks kunci unik terdiri dari satu kolom atau set
kolom dalam tabel database tunggal.
15.
Describe the prototyping process of designing forms and reports. What deliverables
are produced from this process? Are these deliverables
the
same for all types of
system projects? Why or why not?
Jawab:
Prototype adalah sebuah Javascript
Framework yang dibuat untuk lebih memudahkan proses dalam membangun aplikasi
berbasis web. Metode protyping
sebagai suatu paradigma baru dalam pengembangan sistem informasi tidak hanya
sekedar suatu evolusi dari metode pengembangan sistem informasi yang sudah ada
tetapi sekaligus merupakan revolusi dalam pengembangan sistem informasi
manajemen. Ada dua jenis prototype
yaitu :
1. Jenis pertama yaitu suatu sistem yang
akan menjadi sistem operasional
2. Jenis kedua yaitu suatu model yang
dapat dibuang yang berfungsi sebagai cetak biru bagi sistem operasional.
Karakteristik metode prototyping
meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
1) Pemilahan fungsi
2) Penyusunan Sistem Informasi
3) Evaluasi
4) Penggunaan Selanjutnya
Prototyping memiliki beberapa jenis yang
dapat kita ketahui diantaranya : Feasibility prototyping, Requirement
prototyping, Desain Prototyping, Implementation prototyping. Prototyping
memiliki beberapa teknik meliputi adalah
:
a. Perancangan Model
b. Perancangan Dialog
c. Simulasi
Tahapan-tahapan dalam Prototyping adalah
sebagai berikut:
ü Pengumpulan kebutuhan
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format
seluruh perangkat lunak,
mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.
ü Membangun prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara
yang berfokus pada penyajian kepada
pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output).
ü Evaluasi protoptyping
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang
sudah dibangun sudah sesuai dengan
keinginann pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil. Jika tidak prototyping direvisi dengan
mengulangu langkah 1, 2 , dan 3.
ü Mengkodekan sistem
Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati
diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
ü Menguji sistem
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap
pakai, harus dites dahulu sebelum
digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.
ü Evaluasi Sistem
ü Menggunakan sistem
Keuntungan
dari prototipe adalah :
a. Menghasilkan syarat yang lebih baik
dari produksi yang dihasilkan oleh metode ‘spesifikasi tulisan’.
b. User dapat mempertimbangkan sedikit
perubahan selama masih bentuk prototipe.
c. Memberikan hasil yang lebih akurat
dari pada perkiraan sebelumnya, karena fungsi yang diinginkan dan kerumitannya
sudah dapat diketahui dengan baik.
d. User merasa puas. Tahapan-tahapan
Prototyping
Kelemahan
prototyping adalah :
a. Pelanggan kadang tidak melihat atau
menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum mencantumkan kualitas perangkat
lunak secara keseluruhan dan juga belum memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk
jangja waktu lama.
b. Pengembang biasanya ingin cepat
menyelesaikan proyek. Sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman
yang sederhana untuk membuat prototyping lebih cepat selesai tanpa memikirkan
lebih lanjut bahwa program tersebut hanya merupakan cetak biru sistem.
c. Hubungan pelanggan dengan komputer
yang disediakan mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik
Terdapat
tiga pendekatan utama prototyping yang dapat diketahui yaitu :
1) Throw-away adalah prototype dibuat
dan ditest. Pengalaman yang diperoleh dari pembuatan prototype tersebut
digunakan untuk membuat produk akhir ( final ) kemudian prototype tersebut
dibuang ( tak dipakai )
2) Incremental adalah produk finalnya dibuat sebagai
komponen-komponen yang terpisah. Desain produk finalnya secara keseluruhan
hanya ada satu tetapi dibagi-bagi dalam komponen-komponen lebih kecil yang
terpisah ( independent )
3) Evolutionary adalah Pada metode ini prototypenya tidak dibuang
tetapi digunakan untuk iterasi desain berikutnya.
Contoh
Sistim yang memanfaatkan dari prototype ( system that benefit from prototyping
)
Sejak kebutuhan ( baca Spesifikasi
Fungsi ) pada umumnya berhubungan dengan pandangan user terhadap sistem, hanya
dengan prototipe tampilan bagi user sudah cukup untuk memeriksa suatu yang
dibutuhkan. Menu-menu bentuk tampilan input, tampilan keluaran, atau laporan
yang dicetak, pertanyaan-pertanyaan, pesan-pesan merupakan calon yang ideal
untuk prototipe. Sistem yang paling sesuai untuk prototipe adalah satu dari
banyak hal yang bergantung pada sistem input atau output dari user. Sistem
dengan transaksi on-line dikendalikan melalui menu, layar, formulir, laporan,
daftar dan perintah.
16.
Provide some examples where
variations in user, task,
system,
and environmental characteristics might impact the design of system forms and reports!
Jawab:
Examples : Interaction of
Contextual Elements
Task, user characteristics, and environment
all interact together. In some ways, it is impossible to separate these
elements. Though it is important to consider the holistic impact of these
factors, considering each of these factors separately through this taxonomy provides
a useful framework to approach user-centered design of the audio for mobile
context-aware systems. The remainder of this paper will discuss specific
considerations of these key elements in the implementation of auditory
displays, with particular reference to a system for wearable audio navigation .
17.
What is the purpose of normalization
in designing
of databases?
Jawab:
Normalisasi adalah langkah-langkah sistematis untuk menjamin bahwa
struktur basisdata memungkinkan
untuk general purpose query
dan bebas dari insertion, update dan deletion anomalies yang dapat menyebabkan
hilangnya integritas data (E.F. Codd, 1970).
Pada dasarnya normalisasi dilakukan untuk memperbaiki desain
tabel yang kurang baik sehingga penyimpanan data menjadi lebih efisien dan
bebas anomali data. Untuk memperjelas pemahaman tentang proses normalisasi,
perhatikan diagram berikut:
Jadi, normalisasi dilakukan terhadap desain tabel yang sudah
ada dengan tujuan untuk meminimalkan redundansi (pengulangan)
data dan menjamin integritas data dengan cara menghindari 3 Anomali Data: Update,
Insertion dan Deletion Anomaly.
18.
What is the relationship between the primary key of a relation
and the functional
dependencies among all attributes within that relation? How
is a foreign key
represented in relationalnotation?
Jawab:
Functional
Dependency is the starting point for the process of normalization. Functional
dependency exists when a relationship between two attributes allows you to
uniquely determine the corresponding attribute’s value. If ‘X’ is known, and as
a result you are able to uniquely identify ‘Y’, there is functional dependency.
Combined with keys, normal forms are defined for relations.
Examples
Bear Number
determines Student Name:
BearNum
---> StuName
Department
Number and Job Rank determine Security Clearance:
(DeptNum,
JRank) --->SecClear
Social
Security Number determines Employee Name and Salary:
SSN
---> (EmpName, Salary)
Additionally,
the above can be read as:
SSN
--->EmpName and SSN Salary
Normalization
Normalization, as
previously mentioned, makes use of functional
dependencies that exist in relations and the primary key or candidate keys when analyzing tables. Multivalued
Dependencies are also part of the normalization process, at levels higher than
Third Normal Form
19.
What are the four steps in transforming
an E-R diagram into normalized relations?
Jawab:
Transformasi merupakan
perubahan dari suatu bentuk kebentuk yang laing. Dalam pembahasan kita berubah
bentuk menjadi basis data fisik yang kita gunakan untuk membangun suatu sistem
basis data, yakni ERD (Entity Relationship Diagram) ditransformasikan dalam
bentuk basis data secara fisik. Komponen ERD (Entity Relationship Diagram)
ditransformasikan dalam bentuk tabel yang merupakan komponen utama pembentukan
basis data. Atribut yang terdapad pada masing-masing entitas akan dinyatakan
sebagai field atau kolom dari tabel yang sesuai. Teknis untuk melakukan
tranformasi ERD ke dalam basis data fisik
1. Setiap entitas akan diimplementasikan
dalam bentuk sebagai sebuah tabel. Contohnya seperti berikut ini :
Gambar
1. Transformasi entitas menjadi sebuah tabel-tabel
2. Relasi dengan derajat Relasi 1-1 yang
menghubungkan 2 buah himpunan entitas yang direpresentasikan dalam bentuk
penambahan/penyertaan atribut-atribut relasi ke tabel yang mewakili salah satu
dari kedua himpunan entitas. Coontohnya seperti berikut ini :
Gambar
2. Transformasi entitas dan relasinya yang mempunyai drajat relasi 1-1
3. Relasi dengan derajat relasi 1-N yang
menghubungkan 2 buah himpunan entitas, juga akan direpresentasikan dalam bentuk
pemberian/pencantuman atribut key dari himpunan entitas berderajat 1 ke tabel
yang mewakili himpunan entitas berderajat N. Atribut key dari himpunan entitas
berderajat 1 menjadi atribut tambahan bagi himpunan entitas berderajat N.
Contohnya adalah:
Gambar
3. Transformasi entitas dan relasinya yang mempunyai drajat relasi N-1
4. Relasi dengan derajat relasi N-N yang
menghubungkan 2 buah himpunan entitas, diwujudkan dalam bentuk tabel khusus
yang memiliki field (tepatnya foreign key) yang berasal dari key-key dari
himpunan Entitas yang dihubungkannya.
Contoh :
Gambar
4. Transformasi entitas dan relasinya yang mempunyai drajat relasi N-N
20.
What are the deliverables from coding, testing, and installation? And explain the
testing process for code?
Jawab:
What
are the deliverables from coding, testing, and installation?
Coding
·
Physical design specifications are turned into
working computer code
Testing
·
Tests are performed using various strategies
·
Testing can be performed in parallel with coding
Installation
·
Process during which the current system is
replaced by the new system
deliverables
of coding, testing and installation
Action Deliverable
Coding Code
Program
Documentation
Testing Test
scenarios (test plan) and test data
Results
of program and system testing
Installation User
guides
User
training plans
Installation
and conversion plan
Testing
Process for code
The testing process involves
testing code for errors and functionality. The testing process, guided by a
detailed testing plan, can begin as soon as modules are coded and proceed in
parallel with the rest of the coding process. Modules are tested individually
and then as parts of larger programs and parts of larger systems.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
leave your comment, please :)