Senin, 22 Juni 2015

Tugas APS 2



1.      What is information systems analysis and design?
Jawab :
Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk menidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya (Jogiyanto, 1999:129). Tujuan utamanya adalah untuk memahami sistem dan masalah yang ada, untuk menguraikan kebutuhan informasi dan untuk menetapkan prioritas pekerjaan sistem selanjutnya.
Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analisis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tahap selanjutnya adalah desain sistem dimana dilakukan pembuatan desain akan sistem yang telah dilakukan analisis untuk mengurangi kesalahan yang telah ada pada sistem sebelumnya yang telah dianalasis. Tahap desain sistem mempunyai dua tujuan utama, yaitu :
1.      Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem.
2.      Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat.
Desain sistem merupakan formulasi spesifikasi rinci dari sistem yang diusulkan. Terdapat tiga tahap atau langkah umum dalam perancangan sistem.
1.      Evaluasi rancangan alternatif dari sistem yang diusulkan.
2.      Penyajian spesifikasi rancangan rinci.
3.      Penyajian laporan perancangan sistem.
Sehingga Analisis dan Desain Sistem Informasi dapat disimpulkan sebagai bentuk penguraian suatu sistem informasi untuk mengidentifikasikan masalah-masalah yang ada atau yang terjadi pada sebuah sistem informasi yang ada kemudian melakukan perancangan atau desain sistem informasi yang baru sebagai evaluasi sistem informasi yang lama sehingga diharapkan mampu mengurangi, meminimalisir maupun mengatasi masalah pada sistem informasi yang telah ada.

2.      List and explain the different phases in the systems development life cycle!
Jawab:
1.      Fase Siklus Pengembangan Sistem
Menurut Whitten dan Bentley (2007, p30) Siklus Pengembangan Sistem adalah satu set aktivitas, metode, praktik terbaik, deliverables, peralatan terotomatisasi yang dipergunakan para stakeholders untuk mengembangkan sistem informasi dan perangkat lunak dan memperbaikinya secara kesinambungan. Kebanyakan organisasi, proses pengembangan sistem mengikuti pendekatan pemecahan masalah ( problem-solving approach ). Pendekatan pemecahan masalah tersebut terdiri dari 4 fase yang harus dilengkapi untuk setiap proyek pengembangan sistem. Fase – Fase tersebut adalah System Initiation, System Analysis, System Design, System Implementation.
a.      System Initiation
Menurut Whitten dan Bentley (2007, p32) System Initiation adalah perencanaan awal untuk sebuah proyek untuk mendefinisikan ruang lingkup awal bisnis, tujuan, jadwal dan anggaran. Ruang lingkup disini merupakan area bisnis yang ditangani oleh proyek dan tujuan harus dicapai. Ruang lingkup dan tujuan akhirnya mempengaruhi komitmen sumberdaya, yaitu jadwal dan anggaran yang harus dibuat agar berhasil menyelesaikan proyek. Semua stakeholder harus menerima kenyataan bahwa segala perubahan masa depan didalam ruang lingkup atau tujuan akan berpengaruh pada jadwal dan anggaran.

b.      System Analysis   
Menurut Whitten dan Bentley (2007, p32) System Analysis adalah penelitian dari sebuah domain masalah bisnis untuk merekomendasikan perbaikan and spesifikasi kebutuhan bisnis dan prioritas untuk solusi. Pada saat analisis sistem selesai sering terjadi banyak pembaruan deliverable untuk kebutuhan dari yang dihasilkan sebelumnya di proses inisiasi sistem ( intiation System). Untuk mengungkapkan kebutuhan baru tersebut maka harus merevisi ruang lingkup bisnis atau tujuan proyek yang mungkin saja ruang lingkup menjadi sangat besar atau menjadi terlalu kecil.  Demikian dengan jadwal dan anggaran juga butuh direvisi sehingga kemungkinan proyek itu sendiri dipertanyakan apakah proyek bisa dibatalkan atau lanjut ke fase selanjutnya.
Menurut Whitten dan Bentley (2007, p180) didalam menganalisis masalah dan peluang yang diperlukan adalah mempelajari current system.  Lebih banyak pemecah masalah yang telah belajar, untuk benar-benar menganalisa masalah sebelum menetapkan solusi yang mungkin diambil. Mereka menganalisa setiap masalah berdasarkan sebab dan akibat. Dalam praktek, akibat bisa menjadi gejala dari masalah yang berbeda, lebih dalam, atau masalah dasar. Masalah juga harus dianalisa untuk sebab dan akibat dan seterusnya sampai sebab dan akibat tidak menghasilkan gejala-gejala dari masalah lain.
Cause and effect analysis mengarah pada pengertian yang benar dari masalah dan bisa juga mengarah pada solusi yang tidak terlalu jelas tapi kreatif dan bernilai. Jadi, cause and effect analysis adalah tehnik dimana masalah dipelajari untuk menetapkan sebab dan akibatnya.
c.       System Design
Menurut Whitten dan Bentley (2007, p33) System Design adalah spesifikasi atau tehnik konstruksi, solusi berbasis komputer untuk indentifikasi kebutuhan bisnis dalam analisis sistem. Design tersebut menghasilkan sebuah perencanaan atau blueprint yang digunakan sebagai landasan untuk mengarahkan pada proses pengembangan sistem. Prototype dijalankan untuk menyediakan sebuah peluang awal untuk mendapatkan feedback dari client/user untuk menekankan pada fungsi dan kelayakannya. Dan semua design untuk sistem informasi yang baru harus sesuai dengan arsitektur standar teknologi informasi. 
d.      System Implementation
Menurut Whitten dan Bentley (2007, p33) System Implementation adalah kontruksi, instalasi, testing, pengiriman sistem menjadi produksi. Implementasi sistem menghasilkan teknis perangkat keras dan solusi perangkat lunak untuk masalah bisnis sesuai dengan teknis arsitektur dan spesifikasinya.

3.      What are ERP systems? What are the benefits and disadvantages of such systems as a design strategy?
Jawab:
Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sistem computer-based terintegrasi untuk
mengelola seluruh aktifitas perusahaan, sumberdaya internal dan eksternal, termasuk tangible asset, keuangan, persediaan, produksi, human resources, marketing, supply chain, logistics, dll.
Implementasi sistem informasi berbasis ERP adalah suatu arsitektur software yang memiliki tujuan untuk memfasilitasi aliran informasi diantara seluruh fungsi-fungsi bisnis di dalam batas organisasi/perusahaan dan mengelola hubungan dengan pihak stakeholder diluar perusahaan.
Tujuan sistem ERP adalah untuk mengkoordinasikan bisnis organisasi secara keseluruhan. ERP merupakan software yang ada dalam organisasi/perusahaan yang bertujuan untuk:
·         Otomatisasi dan integrasi banyak proses bisnis
·         Membagi database yang umum dan praktek bisnis melalui enterprise
·         Menghasilkan informasi yang real-time
·         Memungkinkan perpaduan proses transaksi dan kegiatan perencanaan
Keuntungan dan Kerugian ERP
a.       Keuntungan dari implementasi ERP antara lain :
·         Integrasi data keuangan. Oleh karena semua data disimpan secara terpusat, maka para eksekutif perusahaan memperoleh data yang up-to-date dan dapat mengatur keuangan perusahaan dengan lebih baik.
·         Standarisasi Proses Operas. ERP menerapkan sistem yang standar, dimana semua divisi akan menggunakan sistem dengan cara yang sama. Dengan demikian, operasional perusahaan akan berjalan dengan lebih efisien dan efektif.
·         Standarisasi Data dan Informasi. Database terpusat yang diterapkan pada ERP, membentuk data yang standar, sehingga informasi dapat diperoleh dengan mudah dan fleksibel untuk semua divisi yang ada dalam perusahaan.
Keuntungan diatas adalah keuntungan yang dapat dirasakan namun tidak dapat diukur. Keberhasilan implementasi ERP dapat dilihat dengan mengukur tingkat Return on Investment (ROI), dan komponen lainnya, seperti:
·         Pengurangan lead-time
·         Peningkatan kontrol keuangan
·         Penurunan inventori
·         Penurunan tenaga kerja secara total
·         Peningkatan service level
·         Peningkatan sales
·         Peningkatan kepuasan dan loyalitas konsumen
·         Peningkatan market share perusahaan
·         Pengiriman tepat waktu
·         Kinerja pemasok yang lebih baik
·         Peningkatan fleksibilitas
·         Pengurangan biaya-biaya
·         Penggunaan sumber daya yang lebih baik
·         Peningkatan akurasi informasi dan kemampuan pembuatan keputusan.
b.      Kerugian yang mungkin terjadi ketika salah menerapkan ERP antara lain adalah:
·         Strategi operasi tidak sejalan dengan business process design dan pengembangannya
·         Waktu dan biaya implementasi yang melebihi anggaran
·         Karyawan tidak siap untuk menerima dan beroperasi dengan sistem yang baru
·         Persiapan implementation tidak dilakukan dengan baik
·         Berkurangnya fleksibilitas sistem setelah menerapkan ERP
Kerugian diatas dapat terjadi ketika:
·         Kurangnya komitmen top management, sehingga tim IT kurang mendapat dukungan pada rancangan sistemnya. Hal ini bisa muncul karena ketakutan tertentu, seperti kawatir data bocor ke pihak luar. Selain itu, anggapan bahwa implementasi ERP adalah milik orang IT juga dapat membuat kurangnya rasa memiliki dari top management dan karyawan divisi lain. Padahal, implementasi ERP sebenarnya adalah suatu proyek bisnis, dimana IT hadir untuk membantunya.
·         Kurangnya pendefinisian kebutuhan perusahaan, sehingga hasil analisis strategi bisnis perusahaan tidak sejalan dengan kenyataan di lapangan. Perusahaan sebaiknya menentukan dari awal, apakah perusahaan akan mengikuti standar ERP atau sebaliknya.
·         Kesalahan proses seleksi software, karena penyelidikan software yang tidak lengkap atau terburu-buru memutuskan. Hal ini bisa berakibat pada membengkaknya waktu dan biaya yang dibutuhkan.
·         Tidak cocoknya software dengan business process perusahaan.
·         Kurangnya sumber daya, seperti manusia, infrastruktur dan modal perusahaan.
·         Terbentuknya budaya organisasi yang berada dalam zona nyaman dan tidak mau berubah atau merasa terancam dengan keberadaan software (takut tidak dipekerjakan lagi).
·         Kurangnya training dan pembelajaran untuk karyawan, sehingga karyawan tidak benar-benar siap menghadapi perubahan sistem, dimana semua karyawan harus siap untuk selalu menyediakan data yang up-to-date.
·         Kurangnya komunikasi antar personel.
·         Cacatnya project design dan management.
·         Saran penghematan yang menyesatkan dari orang yang tidak tepat.
·         Keahlian vendor yang tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
·         Faktor teknis lainnya, seperti bahasa, kebiasaan dokumentasi cetak menjadi file, dan lain sebagainya.

4.      Discuss the reasons why organizations undertake information system projects?
Jawab:
Pengembangan suatu sistem informasi merupakan suatu investasi seperti halnya investasi proyek lain.  Investasi berarti dikeluarkan sumber-sumber daya untuk mendapatkan manfaat di masa mendatang. Investasi untuk mengembangkan sistem informasi juga membutuhkan sumber-sumber daya.  Sebagai hasilnya, sistem informasi akan memberikan manfaat-manfaat yang dapat berupa penghematan-penghematan atau manfaat yang baru.  Jika manfaat yang diharapkan lebih kecil dari sumber-sumber daya yang dikeluarkan maka dikatakan sistem informasi ini tidak bernilai atau tidak layak. Oleh karena itu sebelum sistem informasi dikembangkan maka perlu dihitung kelayakan ekonomisnya. Teknik untuk menilai ini disebut dengan analisis biaya/keuntungan (cost/benefit analysis).
Sistem informasi proyek memiliki tingkat kegagalan yang tinggi. Pada hampir setiap organisasi, proyek sistem informasi memakan waktu dan biaya terlalu banyak untuk diimplementasikan dari yang diantisipasi pada awalnya, atau sistem yang telah selesai tidak berfungsi dengan baik. Ketika suatu sistem informasi gagal berfungsi dengan baik atau memakan biaya terlalu besar untuk dikembangkan, perusahaan mungkin tidak akan dapat memperoleh manfaat dari investasi sistem informasi mereka, dan sistem tersebut mungkin tidak dapat memecahkan masalah sebagaimana tujuan awalnya. Pengembangan suatu sistem baru harus dikelola dan diarahkan dengan hati-hati, dan cara pelaksanaan proyek merupakan faktor terpenting dalam memengaruhi hasilnya.

5.      What are some reasons why one activity may have to precede another activity before the second activity can begin? In other words, what causes precedence relationships between project activities?
Jawab:
Manajemen proyek merupakan faktor mendukung keberhasilan proyek karena merupakan pengaturan sumber daya dalam batas-batas ruang lingkup, waktu, biaya dan kualitas yang telah ditentukan untuk menyelesaikan proyek. Suatu urutan umum keputusan manajemen yang dibutuhkan dalam semua proyek adalah keputusan perencanaan, penjadwalan dan pengendalian.
Penjadwalan
·         Mengembangkan struktur penjabaran kerja secara rinci
·         Menaksir/memperkirakan waktu yang diperlukan untuk tiap tugas
·         Menentukan urutan tugas dalam urutan yang tepat
·         Mengembangkan waktu mulai/stop untuk tiap tugas
·         Mengembangkan anggaran yang rinci untuk tiap tugas
·         Menunjuk mengangkat orang untuk melakukan tugas

Penjadwalan proyek merupakan pekerjaan yang sangat menentang bagi manager perangkat lunak. Dasar pemikiran adanya penjadwalan adalah sering adanya keterlambatan perangkat lunak. Hal-hal yang menyebabkan keterlambatan tersebut adalah :
·         Batas waktu yang kadang tidak realistis
·         Perubahan kebutuhan user
·         Memandang rendah sumber daya dan usaha
·         Tidak mempertimbangkan resiko
·         Kesulitan teknis yang tidak dilihat sebelumnya
·         Kesalahan komunikasi

Penjadwalan proyek dapat dilihat dari dua perspektif yang berbeda yaitu :
1.      Tanggal akhir pelepasan perangkat lunak telah dibuat sebelumnya dan tidak dapat dibatalkan
2.      Tanggal akhir ditentukan oleh tim rekayasa. Usaha didistribusikan dan tanggal akhir ditentukan setelah melalui proses yang cermat.

Pada jaringan kegiatan semua kegiatan harus berakhir pada patokan. Suatu kegiatan bisa dimulai ketika patokan sebelumnya (yang mungkin tergantung pada beberapa kegiatan) telah dicapai. Sebelum maju dari satu patokan ke patokan yang lainnya, semua jalur yang menuju ke patokan tersebut harus telah selesai. Jalur kritis ditunjukkan dengan garis tebal. Jadwal keseluruhan proyek tergantung pada jalur kritis. Ketidaktepatan dalam penyelesaian kegiatan kritis akan menyebabkan ‘tertundannya’ proyek.

6.      List and discuss the different types of project feasibility factors. Is any factor most important? Why or why not?
Jawab:
Studi kelayakan proyek dilakukan di tahap awal untuk menentukan apakah sebuah proyek baik untuk diteruskan atau tidak. Dengan menilai batasan-batasan pada sistem yang diusulkan, pihak manajemen dapat mengevaluasi kelayakan proyek.
Masing-masing aspek tersebut yaitu:
·         Kelayakan Teknis (technical feasibility) berkaitan dengan apakah sistem tersebut dapat dikembangkan dengan teknologi yang ada saat ini atau apakah diperlukan teknologi baru.
·         Kelayakan Ekonomi (economic feasibility) berkaitan dengan ketersediaan dana untuk menyelesaikan proyek.
·         Kelayakan Hukum (legal feasibility) mengidentifikasikan setiap konflik antara proposal yang diusulkan dan kemampuan perusahaan untuk bebas dari tanggung jawab hukumnya
·         Kelayakan Operasional (operational feasibility) menunjukkan tingkat kecocokan antara prosedur-prosedur perusahaan yang ada saat ini serta keahlian personel dan persyaratan operasional dari sistem yang baru.
·         Kelayakan Jadwal (schedule feasibility) berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk mengimplementasikan proyek dalam kerangka waktu yang dapat diterima. Faktor-faktor kelayakan ini mempengaruhi ruang lingkup proyek, dan apakah itu akan dikembangkan didalam perusahaan atau dibeli dari pemasok peranti lunak.

Aspek-aspek Studi kelayakan tersebut harus dilakukan secara terperinci. Pada Kelayakan Teknis, dalam mengevaluasinya, teknologi yang sudah mapan dan dipahami memiliki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan teknologi yang belum dikenal sama sekali. Pada Kelayakan Ekonomi, dibatasi menilai komitmen keuangan manajemen terhadap keseluruhan proyek. Pada Kelayakan Hukum, dalam sistem pemrosesan transaksi keuangan, legalitas sistem selalu menjadi masalah. Namun demikian, legalitas juga merupakan isu bagi sistem non keuangan yang memproses data-data. Pada Kelayakan Operational, sistem yang terlatih dengan baik, memiliki motivasi dan berpengalaman merupakan masalah penting dalam mengevaluasi kelayakan operasional suatu desain. Dan Pada Kelayakan Jadwal, proses desain penilaian sistem berada dalam posisi yang lebih baik untuk mengukur kemungkinan bahwa sistem akan diselesaikan sesuai dengan jadwal.
Melihat dari aspek-aspek diatas, Intinya studi kelayakan itu penting dan harus ada dalam perencanaan suatu proyek agar kita dapat mengetahui apakah proyek tersebut baik diteruskan atau tidak.

7.      Describe systems analysis and the major activities that occur during this phase of the systems development life cycle!
Jawab:
Tugas manajemen proyek meliputi:
a.       Negosiasikan lingkup. Mendefinisikan lingkup batas-batas proyek dan dimasukkan dalam laporan kerja, deskripsi narasi dari pekerjaan yang harus dilakukan sebagai bagian dari proyek
b.      Identifikasi tugas.
Sebuah struktur rincian kerja ( WBS ) adalah dekomposisi hirarkis proyek menjadi tugas dan subtasks. Beberapa tugas mewakili penyelesaian tonggak atau penyelesaian penyerahan utama selama proyek.
c.       Perkiraan jangka waktu tugas. Ada banyak teknik dan alat-alat untuk memperkirakan jangka waktu tugas.
d.      Tentukan dependensi Antar Tugas. Awal atau penyelesaian tugas individu mungkin tergantung pada awal atau penyelesaian tugas-tugas lainnya. Berdampak dependensi ini penyelesaian proyek apapun.
e.       Menetapkan sumber daya. Sumber berikut dapat mempengaruhi jadwal proyek : orang, layanan, fasilitas dan peralatan, perlengkapan dan material, dan uang.
i) sumber daya tersebut harus ditugaskan untuk tugas-tugas untuk mengembangkan jadwal.
ii) Resource leveling adalah strategi yang digunakan untuk memperbaiki overallocations sumber daya oleh beberapa kombinasi menunda atau pemisahan tugas.Resource leveling membutuhkan pengetahuan tentang :
1.      jalur kritis - bahwa urutan tugas tergantung yang memiliki jumlah terbesar dari kebanyakan jangka waktu mungkin. Jalur kritis menentukan kemungkinan tanggal penyelesaian awal proyek.
2.      waktu- Slack jumlah keterlambatan yang dapat ditoleransi antara waktu mulai dan waktu penyelesaian tugas tanpa menyebabkan keterlambatan dalam tanggal penyelesaian keseluruhan proyek.
f.       Mengarahkan usaha tim. Salah satu dimensi terpenting mengarahkan usaha tim adalah pengawasan orang.
g.      Memantau dan mengontrol kemajuan. Selama proyek, manajer proyek harus memonitor perkembangan proyek terhadap lingkup, jadwal, dan anggaran dan, jika perlu, membuat penyesuaian ruang lingkup, jadwal, dan sumber daya.
1.      Pelaporan Progress adalah proses kontrol penting yang menggunakan komunikasi untuk menjaga proyek dalam lingkup, tepat waktu, dan sesuai anggaran.
2.      Sebuah rencana proyek chanisms providesme lengkap dan proses untuk mengelola permintaan untuk perubahan lingkup. Ini disebut manajemen perubahan.
3.      Perubahan manajemen sering mengharuskan seorang manajer proyek mengelola ekspektasi manajemen dan pengguna sendiri. Matriks manajemen harapan adalah alat aturan - didorong untuk membantu manajemen memahami dinamika dan dampak perubahan parameter proyek seperti biaya, jadwal, ruang lingkup, dan kualitas.
4.      penyesuaian Jadwal diperlukan ketika ruang lingkup proyek berubah atau ketika faktor-faktor lain mendorong jadwal atau anggaran dari kisaran proyeksi.
h.      Menilai hasil proyek dan pengalaman. Kegiatan akhir ini melibatkan meminta umpan balik dari anggota tim proyek ( termasuk pelanggan ) mengenai pengalaman proyek dan saran yang bertujuan untuk meningkatkan proyek dan proses manajemen organisasi.

8.      What is a context diagram and data-flow diagram? Why do systems analysts use data-flow diagrams?
Jawab:
Context Diagram merupakan tingkatan tertinggi dalam diagram aliran data dan hanya memuat satu proses, menunjukkan sistem secara keseluruhan. Proses tersebut diberi nomor nol. Semua entitas eksternal yang ditunjukkan pada diagram konteks berikut aliran data-aliran data utama menuju dan dari sistem. Diagram tersebut tidak memuat penyimpanan data dan tampak sederhana untuk diciptakan, begitu entitas-entitas eksternal serta aliran data-aliran data menuju dan dari sistem diketahui menganalisis dari wawancara dengan user dan sebagai hasil analisis dokumen.
Context Diagram dimulai dengan penggambaran terminator, aliran data, aliran kontrol penyimpanan, dasn proses tunggal yang menunjukkan keseluruhan sistem. Bagian termudah adalah menetapkan proses (yang hanya terdiri dari satu lingkaran) dan diberi nama yang mewakili sistem. Nama dalam hal ini dapat menjelaskan proses atau pekerjaan atau dalam kasus ekstrim berupa nama perusahaan yang dalam hal ini mewakili proses yang dilakukan keseluruhan organisasi

Diagram Alir Data (DAD) atau Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem, yang penggunaannya sangat membantu untuk memahami sistem secara logika, tersruktur dan jelas. DFD merupakan alat bantu dalam menggambarkan atau menjelaskan DFD ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi.
DFD sering digunakan. DFD dibuat oleh para analis untuk membuat sebuah sistem yang baik. Dimana DFD ini nantinya diberikan kepada para programmer untuk melakukan proses coding. Dimana para programmer melakukan sebuah coding sesuai dengan DFD yang dibuat oleh para analis sebelumnya.

9.      Explain the rules for drawing good data-flow diagrams!
Jawab:
Mekanisme untuk menggambar DFD yang hampir identik dengan yang untuk logis DFDs. Kita bisa mengembangkan DFD fisik tunggal untuk seluruh sistem atau seperangkat DFDs fisik untuk sistem target. Metodologinya menunjukkan sebagai berikut:
v  Sebuah diagram aliran data fisik harus dikembangkan untuk arsitektur jaringan. Setiap proses pada diagram ini adalah proses fisik ( client atau server ) dalam sistem. Setiap server adalah prosesor sendiri; Namun, biasanya tidak praktis untuk menunjukkan setiap klien. Sebaliknya, masing-masing kelas klien ( misalnya, petugas entry order ) diwakili oleh satu prosesor.
v  Untuk setiap prosesor pada model di atas, diagram aliran data fisik harus dikembangkan untuk menunjukkan proses acara yang akan ditugaskan untuk prosesor yang. Ada kemungkinan bahwa Anda akan memilih untuk menduplikasi beberapa proses acara pada beberapa prosesor. Misalnya, pesanan dapat diproses di server masing-masing daerah dan klien.
v  Untuk semua tapi proses acara sederhana, mereka harus menjadi faktor dalam unit desain dan dimodelkan sebagai diagram aliran data fisik tunggal. Sebuah desain unit adalah kumpulan mandiri proses, menyimpan data, dan data flows yang berbagi atribut desain serupa. Sebuah desain unit berfungsi sebagai subset dari total sistem yang input, output, fi les dan database, dan program dapat dirancang, dibangun, dan unit diuji sebagai subsistem tunggal.

Menggambar DFD
Tidak ada aturan baku untuk menggambarkan DFD, tapi dari berbagai referensi yg ada, secara garis besar:
v  Identifikasi Entitas Luar, Input dan Output : Identifikasi terlebih dahulu semua entitas luar, input dan ouput yang terlibat di sistem.
v  Buat Diagram Konteks (diagram context) : Diagram ini adalah diagram level tertinggi dari DFD yang menggambarkan hubungan sistem dengan lingkungan luarnya. Caranya :
Ø  Tentukan nama sistemnya.
Ø  Tentukan batasan sistemnya.
Ø  Tentukan terminator apa saja yang ada dalam sistem.
Ø  Tentukan apa yang diterima/diberikan external entity dari/ke sistem.
Ø  Gambarkan diagram konteks.
v  Buat Diagram Level Zero (Overview Diagram) : Diagram ini adalah dekomposisi dari diagram konteks. Caranya :
Ø  Tentukan proses utama yang ada pada sistem.
Ø  Tentukan apa yang diberikan/diterima masing-masing proses ke/dari sistem sambil memperhatikan konsep keseimbangan (alur data yang keluar/masuk dari suatu level harus sama dengan alur data yang masuk/keluar pada level berikutnya).
Ø  Apabila diperlukan, munculkan data store (master) sebagai sumber maupun tujuan alur data.
Ø  Hindari perpotongan arus data
Ø  Beri nomor pada proses utama (nomor tidak menunjukkan urutan proses).
v  Buat Diagram Level Satu : Diagram ini merupakan dekomposisi dari diagram level zero. Caranya :
Ø  Tentukan proses yang lebih kecil (sub-proses) dari proses utama yang ada di level zero.
Ø  Tentukan apa yang diberikan/diterima masing-masing sub-proses ke/dari sistem dan perhatikan konsep keseimbangan.
Ø  Apabila diperlukan, munculkan data store (transaksi) sebagai sumber maupun tujuan alur data.
Ø  Hindari perpotongan arus data.
Ø  Beri nomor pada masing-masing sub-proses yang menunjukkan dekomposisi dari proses sebelumnya.Contoh : 1.1, 1.2, 2
v  Buat DFD Level Dua, Tiga : Diagram ini merupakan dekomposisi dari level sebelumnya. Proses dekomposisi dilakukan sampai dg proses siap dituangkan ke dalam program. Aturan yg digunakan sama dengan level satu.

10.  Explain what the term DFD consistency means and DFD completeness means provide an example!
Jawab:
Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem, yang penggunaannya sangat membantu untuk memahami sistem secara logika, tersruktur dan jelas. DFD merupakan alat bantu dalam menggambarkan atau menjelaskan proses kerja suatu sistem.
Contoh DFD
11.  What characteristics of data are represented in an E-R diagram?
Jawab:
Entity Relationship adalah salah satu metode pemodelan basis data yang digunakan untuk menghasilkan skema konseptual untuk jenis atau model data semantik sistem.Diagram Entity Relationship melengkapi penggambaran grafik dari struktur logika . Dengan kata lain Diagram E-R menggambarkan arti dari aspek data seperti bagaimana entity-entity, atribut-atribut dan relationship-relationship disajikan. Sebelum membuat Diagram E-R memahami betul data yang diperlukan dan ruang lingkupnya. Di dalam pembuatan diagram E-R perlu diperhatikan penentuan sesuatu konsep apakah merupakan suatu entity, atribut atau relationship.
Dalam rekayasa perangkat lunak sebuah Entity Relationship Model (ERM) merupakan abstrak dan konseptual representasi data. Entity-Relationship adalah salah satu metode pemodelan basis data yang digunakan untuk menghasilkan skema konseptual untuk jenis atau model data semantik sistem. Dimana sistem  seringkali memiliki basis data relasional dan ketentuannya bersifat top-down. Diagram untuk menggambarkan model Entitiy-Relationship ini disebut Entitiy-Relationship diagram, ER diagram, atau ERD. Ada pun Elemen-Elemen Diagram Hubungan Entity :
·         Entitas Adalah segala sesuatu yang dapat digambarkan oleh data. Entitas juga dapat diartikan sebagai individu yang mewakili sesuatu yang nyata (eksistensinya) dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain (Fathansyah, 1999). Ada dua macam entitas yaitu entitas kuat dan entitas lemah. Entitas kuat merupakan entitas yang tidak memiliki ketergantungan dengan entitas lainnya. Contohnya entitas anggota. Sedangkan entitas lemah merupakan entitas yang kemunculannya tergantung pada keberadaaan entitas lain dalam suatu relasi.
·         Atribut merupakan pendeskripsian karakteristik dari entitas. Atribut digambarkan dalam bentuk lingkaran atau elips. Atribut yang menjadi kunci entitas atau key diberi garis bawah.

12.  What elements of a data-flow diagram should be analyzed as part of data modeling?
Jawab:
Creating a Data Flow Model

The DFD diagram enables the software engineer to develop models of the information domain and functional domain at the same time. As the DFD is refined into greater levels of detail, the analyst performs an implicit functional decomposition of the system.
Guidelines:
1.      The level 0 data DFD should depict the software/system as a single bubble.
2.      Primary I/O should be carefully noted.
3.      Refinement should begin by isolating candidate processes, data objects, and data stores.
4.      All arrows and bubbles should be labeled with meaningful names.
5.      Information flow continuity must be maintained from level to level.
6.      One bubble at one time should be refined.
                                 
Information continuity must be maintained at each level as DFD level is refined.  This mean that input and output at one level must be the same as input and output at a refined level.  Figure 8.10 and 8.11 show how DFD works.

The flow Model






Flow Modeling Notations



External Entity

A producer or consumer of data

Example: computer-based system

Data must always originate somewhere and must always be sent to something

Process
A data transformer (changes input to output)
Examples: compute taxes, determine area, format report, display graph
Data must always be processed in some way to achieve system function

Data Flow


Data flows through a system, beginning as input and be transformed into output.

Data flows through a system, beginning as input and be transformed into output.


Data Stores

Data is often stored for later use.




Data Flow Diagramming:

Constructing a DFD—I
·         Review the data model to isolate data objects and use a grammatical parse to determine “operations”
·         Determine external entities (producers and consumers of data)
·         Create a level 0 DFD

Level 0 DFD Example



Constructing a DFD—II
·         Write a narrative describing the transform
·         Parse to determine next level transforms
·         “Balance” the flow to maintain data flow continuity
·         Develop a level 1 DFD
·         Use a 1:5 (approx.) expansion ratio


The Data Flow Hierarchy


Flow Modeling Notes

·         Each bubble is refined until it does just one thing
·         The expansion ratio decreases as the number of levels increase
·         Most systems require between 3 and 7 levels for an adequate flow model
·         A single data flow item (arrow) may be expanded as levels increase (data dictionary provides information)

13.  Explain the relationship between minimum cardinality and optional and mandatory participation!
Jawab:
Minimum Cardinality
The minimum cardinality indicates the smallest number of participants in a relationship, which can be 0 or 1 (optional or mandatory). When evaluating minimum cardinality, you should think about what is actually taking place. Rarely is there a situation that is mandatory-to-mandatory (difficult to implement because you are stating the instances must both exist simultaneously) or optional-to-optional (an "open design," usually shown with a M:N), rather it is some form of optional-to-mandatory or mandatory-to-optional. For example, you can read that a building must conceptually be mandatory for a room to exist, but the building can exist without rooms. Ultimately, you are defining the order of adding data to your database. The building instance must be in the database before any room instances. The inner marks indicate minimum cardinality below.


Strong M:N, optional-to-optional Weak1:M, mandatory-to-optional Strong 1:1, mandatory-to-manadatory (a very unlikely combination!
Mandatory Participation
Consider an educational system where students enroll in courses and consider questions like:
·         Must a course have students enrolled in it?
·         Must a student enroll in a course?
These questions focus on the participation requirement of an entity in a relationship. If all entities in an entity set must participate in a relationship, we say its participation is mandatory and we use a double line for the relationship line adjacent to the entity set for that relationship. 
Suppose we have the following business rules: A book may have zero or more authors (book's participation is optional), and an author must be related to at least one book (an author must participate):
We say in this case that Author has an existence dependency on Book... an author cannot exist in this model unless we can identify a book related to the author.

14.  Explain the difference between a candidate key and the identifier of an entity type!
Jawab:
Kunci kandidat adalah satu atribut atau satu set atribut yang mengidentifikasikan secara unik suatu kejadian spesifik dari entity.  Satu set atribut menyatakan secara tidak langsung dimana anda tidak dapat membuang beberapa atribut dalam set tanpa merusak kepemilikan yang unik. Kunci kandidat juga diartikan sebagai suatu atribut yang mengidentifikasikan secara unik dari suatu kejadian yang sifatnya khusus dari suatu entity yang bersifat tunggal dan tidak dapat digandakan atau satu set minimal atribut yang hanya mengidentifikasikan secara unik untuk suatu kejadian spesifik dari entitas.
Candidate key harus secara unik dapat menjadi identifier artinya setiap non candidate key atribut secara fungsional bergantung pada candidate tersebut. Non Redudancy tidak ada duplikasi candidate key untuk menjadi unique identifier  tidak dapat dilakukan penghapusan pada candidate key dan tidak merusak sifat unique identifier.  Satu set atribut menyatakan secara tidak langsung dimana tidak dapat membuang beberapa atribut dalam set tanpa merusak kepemilikan yang unik. Jika kunci kandidat berisi lebih dari satu atribut maka biasanya disebut sebagai composite key ( kunci campuran atau gabungan ).
Contoh Candidate key adalah :
v  File pegawai berisi
§  Nomor Pegawai
§  No KTP
§   Nama Pegawai
§   Tempat Lahir
§  Tanggal Lahir
§  Alamat
§  Kota
Kunci kandidat dalam file pegawai di atas dapat dipilih sebagai berikut : Nomor Pegawai, No KTP, Nama ( tidak dapat dipakai karena sering seseorang punya nama yang sama dengan orang lain ), Nama + Tanggal Lahir ( mungkin bisa dipakai sebagai kunci karena kemungkinan orang dengan nama yang sama dan tanggal lahir yang sama cukup kecil ), Nama + Tempat Lahir + Tanggal Lahir ( dapat dipakai sebagai kunci ), Alamat dan Kota ( bukan kunci ).
Identifier dari suatu entity ( Primary Key ) : Primary Key adalah atribut (field) yang dipilih untuk menentukan struktur storage pada organisasi file multi key  adapun key lainnya disebut dengan secondary key. Pengertian lainya Primary Key adalah suatu nilai dalam basis data yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu baris dalam tabel. Nilai dari primary key adalah unik. Primary key dibagi dengan 3 kriteria sebagai berikut  :
v  Key tersebut lebih natural untuk dijadikan acuan
v  Key tersebut lebih sederhana
v  Key tersebut cukup uniqe
v  Sebuah tombol atau primer yang unik adalah kunci yang unik mendefinisikan karakteristik masing-masing baris . Primary key harus terdiri dari karakteristik yang tidak dapat secara kolektif diduplikasi oleh setiap baris lainnya.
Primary key dapat terdiri dari atribut tunggal atau beberapa atribut dalam kombinasi. Misalnya ulang tahun bisa digunakan bersama oleh banyak orang sehingga tidak akan menjadi kandidat utama untuk Primary Key tapi nomor jaminan sosial atau nomor SIM akan ideal karena berkorelasi dengan satu nilai data tunggal. Karakteristik lain yang unik dari Primary Key karena berkaitan dengan database relasional adalah bahwa Primary Key juga harus berfungsi sebagai Foreign Key. Dalam database relasional indeks kunci unik uni dapat mengidentifikasi setiap baris dari nilai-nilai data dalam database tabel . Sebuah indeks kunci unik terdiri dari satu kolom atau set kolom dalam tabel database tunggal.

15.  Describe the prototyping process of designing forms and reports. What deliverables are produced from this process? Are these deliverables the same for all types of system projects? Why or why not?
Jawab:
Prototype adalah sebuah Javascript Framework yang dibuat untuk lebih memudahkan proses dalam membangun aplikasi berbasis web. Metode protyping sebagai suatu paradigma baru dalam pengembangan sistem informasi tidak hanya sekedar suatu evolusi dari metode pengembangan sistem informasi yang sudah ada tetapi sekaligus merupakan revolusi dalam pengembangan sistem informasi manajemen. Ada dua jenis prototype yaitu :
1.      Jenis pertama yaitu suatu sistem yang akan menjadi sistem operasional
2.      Jenis kedua yaitu suatu model yang dapat dibuang yang berfungsi sebagai cetak biru bagi sistem operasional.
Karakteristik metode prototyping meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
1)      Pemilahan fungsi
2)      Penyusunan Sistem Informasi
3)      Evaluasi
4)      Penggunaan Selanjutnya
Prototyping memiliki beberapa jenis yang dapat kita ketahui diantaranya : Feasibility prototyping, Requirement prototyping, Desain Prototyping, Implementation prototyping. Prototyping memiliki beberapa  teknik meliputi adalah :
a.       Perancangan Model
b.      Perancangan Dialog
c.       Simulasi
Tahapan-tahapan dalam Prototyping adalah sebagai berikut:
ü  Pengumpulan kebutuhan
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat  lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan  dibuat.
ü  Membangun prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus  pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format   output).
ü  Evaluasi protoptyping
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah  sesuai dengan keinginann pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil.  Jika tidak prototyping direvisi dengan mengulangu langkah 1, 2 , dan 3.
ü  Mengkodekan sistem
Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
ü  Menguji sistem
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites  dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box,  Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.
ü  Evaluasi Sistem
ü  Menggunakan sistem
Keuntungan dari prototipe adalah :
a.       Menghasilkan syarat yang lebih baik dari produksi yang dihasilkan oleh metode ‘spesifikasi tulisan’.
b.      User dapat mempertimbangkan sedikit perubahan selama masih bentuk prototipe.
c.       Memberikan hasil yang lebih akurat dari pada perkiraan sebelumnya, karena fungsi yang diinginkan dan kerumitannya sudah dapat diketahui dengan baik.
d.      User merasa puas. Tahapan-tahapan Prototyping
Kelemahan prototyping adalah :
a.       Pelanggan kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga belum memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangja waktu lama.
b.      Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek. Sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman yang sederhana untuk membuat prototyping lebih cepat selesai tanpa memikirkan lebih lanjut bahwa program tersebut hanya merupakan cetak biru sistem.
c.       Hubungan pelanggan dengan komputer yang disediakan mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik
Terdapat tiga pendekatan utama prototyping yang dapat diketahui yaitu  :
1)      Throw-away adalah prototype dibuat dan ditest. Pengalaman yang diperoleh dari pembuatan prototype tersebut digunakan untuk membuat produk akhir ( final ) kemudian prototype tersebut dibuang ( tak dipakai )
2)      Incremental adalah  produk finalnya dibuat sebagai komponen-komponen yang terpisah. Desain produk finalnya secara keseluruhan hanya ada satu tetapi dibagi-bagi dalam komponen-komponen lebih kecil yang terpisah ( independent )
3)      Evolutionary adalah  Pada metode ini prototypenya tidak dibuang tetapi digunakan untuk iterasi desain berikutnya.
Contoh Sistim yang memanfaatkan dari prototype ( system that benefit from prototyping )
Sejak kebutuhan ( baca Spesifikasi Fungsi ) pada umumnya berhubungan dengan pandangan user terhadap sistem, hanya dengan prototipe tampilan bagi user sudah cukup untuk memeriksa suatu yang dibutuhkan. Menu-menu bentuk tampilan input, tampilan keluaran, atau laporan yang dicetak, pertanyaan-pertanyaan, pesan-pesan merupakan calon yang ideal untuk prototipe. Sistem yang paling sesuai untuk prototipe adalah satu dari banyak hal yang bergantung pada sistem input atau output dari user. Sistem dengan transaksi on-line dikendalikan melalui menu, layar, formulir, laporan, daftar dan perintah.

16.  Provide some examples where variations in user, task, system, and environmental characteristics might impact the design of system forms and reports!
Jawab:
Examples : Interaction of Contextual Elements
Task, user characteristics, and environment all interact together. In some ways, it is impossible to separate these elements. Though it is important to consider the holistic impact of these factors, considering each of these factors separately through this taxonomy provides a useful framework to approach user-centered design of the audio for mobile context-aware systems. The remainder of this paper will discuss specific considerations of these key elements in the implementation of auditory displays, with particular reference to a system for wearable audio navigation .

17.  What is the purpose of normalization in designing of databases?
Jawab:
Normalisasi adalah langkah-langkah sistematis untuk menjamin bahwa struktur basisdata memungkinkan untuk general purpose query dan bebas dari insertion, update dan deletion anomalies yang dapat menyebabkan hilangnya integritas data (E.F. Codd, 1970).
Pada dasarnya normalisasi dilakukan untuk memperbaiki desain tabel yang kurang baik sehingga penyimpanan data menjadi lebih efisien dan bebas anomali data. Untuk memperjelas pemahaman tentang proses normalisasi, perhatikan diagram berikut:
Jadi, normalisasi dilakukan terhadap desain tabel yang sudah ada dengan tujuan untuk meminimalkan redundansi (pengulangan) data dan menjamin integritas data dengan cara menghindari 3 Anomali Data: Update, Insertion dan Deletion Anomaly.

18.  What is the relationship between the primary key of a relation and the functional dependencies among all attributes within that relation? How is a foreign key represented in relationalnotation?
Jawab:
Functional Dependency is the starting point for the process of normalization. Functional dependency exists when a relationship between two attributes allows you to uniquely determine the corresponding attribute’s value. If ‘X’ is known, and as a result you are able to uniquely identify ‘Y’, there is functional dependency. Combined with keys, normal forms are defined for relations.
Examples
Bear Number determines Student Name:

BearNum ---> StuName

Department Number and Job Rank determine Security Clearance:

(DeptNum, JRank) --->SecClear

Social Security Number determines Employee Name and Salary:

SSN ---> (EmpName, Salary)

Additionally, the above can be read as:

SSN --->EmpName and SSN Salary

Normalization
Normalization, as previously mentioned, makes use of functional dependencies that exist in relations and the primary key or candidate keys when analyzing tables. Multivalued Dependencies are also part of the normalization process, at levels higher than Third Normal Form

19.  What are the four steps in transforming an E-R diagram into normalized relations?
Jawab:
Transformasi merupakan perubahan dari suatu bentuk kebentuk yang laing. Dalam pembahasan kita berubah bentuk menjadi basis data fisik yang kita gunakan untuk membangun suatu sistem basis data, yakni ERD (Entity Relationship Diagram) ditransformasikan dalam bentuk basis data secara fisik. Komponen ERD (Entity Relationship Diagram) ditransformasikan dalam bentuk tabel yang merupakan komponen utama pembentukan basis data. Atribut yang terdapad pada masing-masing entitas akan dinyatakan sebagai field atau kolom dari tabel yang sesuai. Teknis untuk melakukan tranformasi ERD ke dalam basis data fisik
1.      Setiap entitas akan diimplementasikan dalam bentuk sebagai sebuah tabel. Contohnya seperti berikut ini :
Gambar 1. Transformasi entitas menjadi sebuah tabel-tabel
2.      Relasi dengan derajat Relasi 1-1 yang menghubungkan 2 buah himpunan entitas yang direpresentasikan dalam bentuk penambahan/penyertaan atribut-atribut relasi ke tabel yang mewakili salah satu dari kedua himpunan entitas. Coontohnya seperti berikut ini :
Gambar 2. Transformasi entitas dan relasinya yang mempunyai drajat relasi 1-1
3.      Relasi dengan derajat relasi 1-N yang menghubungkan 2 buah himpunan entitas, juga akan direpresentasikan dalam bentuk pemberian/pencantuman atribut key dari himpunan entitas berderajat 1 ke tabel yang mewakili himpunan entitas berderajat N. Atribut key dari himpunan entitas berderajat 1 menjadi atribut tambahan bagi himpunan entitas berderajat N.
Contohnya adalah:
Gambar 3. Transformasi entitas dan relasinya yang mempunyai drajat relasi N-1
4.      Relasi dengan derajat relasi N-N yang menghubungkan 2 buah himpunan entitas, diwujudkan dalam bentuk tabel khusus yang memiliki field (tepatnya foreign key) yang berasal dari key-key dari himpunan Entitas yang dihubungkannya.
Contoh :
Gambar 4. Transformasi entitas dan relasinya yang mempunyai drajat relasi N-N
20.  What are the deliverables from coding, testing, and installation? And explain the testing process for code?
Jawab:

What are the deliverables from coding, testing, and installation?
Coding
·         Physical design specifications are turned into working computer code
Testing
·         Tests are performed using various strategies
·         Testing can be performed in parallel with coding
Installation
·         Process during which the current system is replaced by the new system

deliverables of coding, testing and installation
Action                         Deliverable
Coding                                    Code
Program                       Documentation
Testing                                    Test scenarios (test plan) and test data
Results of program and system testing
Installation                  User guides
User training plans
Installation and conversion plan
Testing Process for code
The testing process involves testing code for errors and functionality. The testing process, guided by a detailed testing plan, can begin as soon as modules are coded and proceed in parallel with the rest of the coding process. Modules are tested individually and then as parts of larger programs and parts of larger systems.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

leave your comment, please :)

 

Blog Template by BloggerCandy.com