- Pengertian Virtualisasi Data Center
Pengertian Virtualisasi
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, virtual berarti (secara) nyata, sedangkan
akhiran –isasi menyatakan makna melakukan, proses, usaha, atau kegiatan. Berarti
virtualisasi adalah proses
menyatakan atau membuat
sesuatu menjadi nyata.
Sedangkan dalam ilmu komputer, virtualisasi bisa
diartikan sebagai pembuatan suatu
bentuk simulasi dari sesuatu
yang asalnya bersifat fisik, misalnya sistem
operasi, perangkat penyimpanan data atau sumber daya jaringan. Definisi
lainnya adalah "sebuah teknik untuk menyembunyikan karakteristik fisik dari sumber daya komputer dari
bagaimana
cara
sistem lain, aplikasi
atau pengguna
berinteraksi
dengan sumber daya tersebut.
Hal ini termasuk
membuat sebuah sumber daya tunggal (seperti server,
sebuah
sistem operasi, sebuah aplikasi,
atau peralatan
penyimpanan terlihat berfungsi sebagai beberapa sumber daya logikal; atau dapat juga
termasuk definisi untuk membuat
beberapa
sumber daya fisik
(seperti
beberapa peralatan penyimpanan atau server) terlihat sebagai satu sumber daya logikal.”
Pengertian
Data Center
Pusat data atau yang lebih dikenal
Data Center adalah suatu fasilitas yang digunakan untuk menempatkan sistem
komputer dan komponen-komponen terkaitnya, seperti sistem telekomunikasi dan
penyimpanan data. Fasilitas ini biasanya mencakup juga catu daya redundan atau
cadangan, koneksi komunikasi data redundan, pengontrol lingkungan (mis. AC,
ventilasi), pencegah bahaya kebakaran, serta piranti keamanan fisik. Salah satu
penempatan server untuk website atau database.
Data
Center merupakan fasilitas yang digunakan untuk penempatan beberapa kumpulan
server atau sistem komputer dan
sistem penyimpanan data
(storage) yang dikondisikan
dengan pengaturan catudaya,
pengatur udara, pencegah bahaya kebakaran dan biasanya dilengkapi pula dengan
sistem pengamanan fisik.
Pengertian
Virtualisasi Data Center
Virtualisasi data center adalah
melakukan konsolidasi dan melakukan pengurangan jumlah server dalam bentuk
fisik, caranya dengan menciptakan mesin virtual dalam jumlah banyak yang
ditempatkan di beberapa host fisik, menggunakan storage dan jaringan.
- Kelebihan dan Kekurangan Virtualisasi Data Center
Keuntungan
Virtualisasi
telah menjadi istilah trend dalam beberapa tahun terakhir di sejumlah kalangan
yang bergelut dengan infrastruktur data center. Dengan menerapkan konsep ini,
pemilik data center akan mengambil keuntungan dari berkurangnya beban biaya
untuk pembangunan fasilitas gedung, power supply, sistem pendingin ruangan,
penyederhanaan administrasi dan pemeliharaan.
Namun
pendapat pribadi, tidak semua sistem dapat di virtualisasikan. Mungkin sebuah
database server dengan beban berat untuk menghandle sekian transaksi per
detiknya, memasukkannya ke dalam suatu lingkungan virtual akan menjadi sangat
beresiko, terutama menyangkut performansinya.
Dibalik
itu semua, penerapan virtualisasi akan sangat menguntungkan bagi pemiliki data
center, berikut beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan implementasi
virtualisasi di lingkungan data center:
1.
Berkurangnya Biaya (cost)
Dengan
menggabungkan beberapa aplikasi yang asalnya dari beberapa server menjadi satu
box yang terintegrasi akan menghemat beberapa sumber daya, seperti :
·
Space
(ruangan) data center, akan mengurangi jumlah biaya untuk pembangunan gedung
data center.
·
Berkurangnya
jumlah hardware (server), akan mengurangi pemakaian power supply dan juga
sistem pendingin udara karena heat (panas) yang diproduksi dari operasional
server berkurang.
Dengan
penghematan yang terjadi seperti disebutkan diatas, akan menyebabkan biaya secara
keseluruhan operasional data center akan berkurang sehigga dapat digunakan
untuk keperluan lain di perusahaan.
2.
Mengurangi Ketergantungan pada satu
vendor
Dengan
virtualisasi, abstraksi antara hadware dan software (perangka lunak) akan
menjadi lebih transparan, dimana aplikasi yang berjalan diatasnya tidak lagi
peduli dengan hardware yang dipakai (di layer bawahnya). Dengan demikian
keterkaitan antara aplikasi (software) untuk menggunakan hardware tertentu saja
bisa diminimalisir. Dengan demikian data center owner akan lebih flexible dalam
menentukan hardware (server) yang akan digunakan di data center-nya.
3.
Re-deploy Sistem (Aplikasi) Akan
semakin Cepat
Memindahkan
suatu sistem (aplikasi) dari satu perangkat ke perangkat lain akan menjadi
lebih ber’keringat’ jika dilakukan dengan hardware terpisah. Harus ada sistem
backup/restore yang diimplementasikan pada mesin lama dan mesin baru. Dengan
adanya virtualisasi memindahkan snapshot dari suatu instance ke instance lain
akan lebih cepat lagi. Tentu ini dilakukan dalam satu sistem Virtual machine.
4.
Proses Recovery yang Lebih Baik
Proses
disaster recovery akan menjadi lebih cepat dilakukan sepanjang snapshot dari
suatu virtual machine telah tersedia berkat sistem backup yang telah berjalan.
Dengan memiliki snapshot yang up-to-date, memindahkan ke suatu lingkungan baru
akan menjadi lebih mudah dan cepat.
5.
Lingkungan Testing yang Baik
Virtualisasi merupakan lingkungan
yang baik untuk melakukan testing sistem aplikasi yang baru, dimana sistem lama
masih tetap berjalan. Pada saat testing telah dilakukan dengan sukses, maka
memindahkan ke lingkungan operasional akan menjadi lebih mudah.
Penggunaan
virtual machine di data center akan menghemat resource perusahaan dan
menjadikan pekerjaan system administrator menjadi lebih simpel.
Kelemahan
1. Satu Pusat Masalah. Virtualisasi bisa
dianalogikan dengan menempatkan semua telur didalam 1 keranjang. Ini artinya
jika server induk bermasalah, semua sistem virtual machine didalamnya tidak
bisa digunakan. Hal ini bisa diantisipasi dengan menyediakan fasilitas backup
secara otomatis dan periodik atau dengan menerapkan prinsip fail
over/clustering
2. Spesifikasi Hardware. Virtualisasi
membutuhkan spesifikasi server yang lebih tinggi untuk menjalankan server induk
dan mesin virtual didalamnya
3. Satu Pusat Serangan. Penempatan semua
server dalam satu komputer akan menjadikannya sebagai target serangan. Jika
hacker mampu menerobos masuk kedalam sistem induk, ada kemungkinan ia mampu
menyusup kedalam server- server virtual dengan cara menggunakan informasi yang
ada pada server induk.
- Infrastruktur Virtual Menggunakan VMware® vSphere®
VMWare
merupakan salah software virtualisasi yang masih mempin di bidangnya saat ini.
Dengan seiringnnya kemajuan teknologi dan kebutuhan banyaknya informasi ataupun
tempat penyimpanan data yang aman, maka dengan pelatihan implementasi dan
administrasi VMWare ini bisa membantu dalam memenuhi kebutuhan Anda, baik di
perusahaan maupun instansi.
Memilih
platform virtualisasi yang tepat untuk membangun Data Center Vitual, private
maupun cloud infrastructure internal, adalah sesuatu yang sangat
penting. Suatu sistem infrastruktur virtualisasi yang meliputi virtualisasi,
manajemen, optimisasi sumber daya, ketersediaan aplikasi dan kemampuan otomasi
operasional TI.
VMware
vSphere membentuk sistem virtualisasi diatas fisik hardware dan kumpulan sumber
daya TI untuk data center, serta meliputi komponen :
·
VMware®
ESXi : Platform virtualisasi untuk vSphere.
·
VMware®
vCenter® Server™ : Perangkat bantu untuk melakukan manajemen virtualisasi,
konfigurasi, provisi sumber daya TI.
·
VMware®
vSphere® Client™ : Antar muka untuk membolehkan pengguna melakukan konfigurasi
secara remote terhadap vCenter® Server atau ESXi dari PC bersistem operasi
Microsoft® Windows®.
·
VMware®
vSphere® VMFS : Sistem file yang memiliki kinerja tinggi, digunakan untuk
mesin-mesin virtual pada ESXi.
·
VMware®
vSphere® Virtual Symmetric Multiprocessing : Fasilitas yang memungkinkan suatu
mesin virtual dapat menggunakan lebih dari satu prosesor fisik secara simultan.
vSphere® juga menyediakan beberapa fungsionalitas sebagai
berikut :
·
Manajemen
sumber daya (menggunakan vSphere® Distributed Resource Scheduler).
·
Ketersediaan
(menggunakan vSphere® High Availability).
·
Proteksi
data (menggunakan VMware® Consolidated Backup and VMware® Data Recovery)
Gambar 1. Arsitektur VMware® vSphere ® berikut
komponen pendukungnya
Pada
pembahasan teknis berikut ini, akan diulas secara mendalam, konsep-konsep inti virtualisasi
dan produk VMware® vSphere®.
Infrastruktur
Fisik
Pada infrastruktur
fisik, operating system dan
software berjalan diatas komputer atau server fisik.
Beberapa tantangan baru meningkat pada saat menjalankan sejumlah besar server-server fisik di
data center,
antara lain
:
-
Model infrastruktur fisik sudah dirasakan tidak fleksibel
dan tidak efisien.
-
Perencanaan dan biaya infrastruktur
seperti luasan server, luasan rak server, daya listrik,
sistem pendinginan, sistem perkabelan dan provisi server merupakan masalah yang dihadapi staff TI.
- Umumnya terdapat
hubungan
antara komputer atau fisik
server dengan software yang berjalan diatasnya.
Pada saat utilitas penggunaan server hanya
5-10%, maka
perbandingan pemakaian sumber daya menjadi 1:1,
sehingga biaya
untuk luasan server, daya
listrik, sistem pendinginan menjadi
sangat tinggi.
- Implementasi server-server fisik merupakan proses yang memakan waktu. Pada lingkungan fisik, waktu yang ada digunakan untuk proses pengadaan hardware, penempatan server
pada data center, instalasi
operating system dan instalasi serta konfigurasi aplikasi yang akan
dijalankan.
Selain itu terdapat aktivitas berupa konfigurasi
aturan firewall, konfigurasi port
pada switch dan konfigurasi storage. Semua aktivitas
tersebut membutuhkan waktu dalam
hitungan pekan.
Infrastruktur
Virtual
Teknologi
virtualisasi memungkinkan penambahan
beban kerja
komputasi
pada server
tunggal dengan proses konsolidasi
lingkungan
dan sumber daya komputasi. Kelebihan dari
konsolidasi tersebut
adalah
masing-masing mesin
virtual
dapat
menggunakan
sumber
daya penyimpanan
redundant dan konektivitas jaringan tanpa penambahan biaya
penyimpanan
dan kompleksitas perkabelan jaringan yang sebelumnya digunakan pada infrastruktur
fisik.
Gambar 2. Infrastruktur Virtual dengan tipe storage yang bervariasi
Masing-masing mesin virtual dihubungkan dengan konektivitas
yang bersifat redundant sebagai hasil dari setiap host yang memiliki konektivitas yang bersifat redundant. Rasio
atau perbandingan antara jumlah host atau mesin virtual dengan jumlah sumber daya, yaitu 1:1 untuk infrastruktur
fisik, meningkat
menjadi 6:1 untuk infrastruktur virtual (seperti terlihat pada gambar 1) menjadi 30:1 untuk infrastruktur virtual (pencapaian jumlah
mesin virtual yang berhasil dibuat untuk penggunaan
aplikasi normal).
Peningkatan rasio
yang signifikan tersebut ditengarai dapat meningkatkan penghematan biaya dan
penurunan kompleksitas perkabelan. Infrastruktur virtual diyakini dapat mengurangi jumlah luasan data center yang digunakan, jumlah penggunaan tempat rak server, daya listrik, sistem pendinginan, perkabelan jaringan, media penyimpanan
serta beberapa komponen jaringan
komputer dengan
pengurangan jumlah mesin-mesin fisik.
Penggunaan teknologi virtualisasi juga dapat mengubah cara deployment server-server yang akan digunakan. Staff
Departemen TI tidak perlu menunggu pengadaan hardware atau instalasi perkabelan (jaringan dan daya listrik), seperti pada infrastruktur
fisik. Deployment mesin virtual
dapat dilakukan dengan menggunakan antar muka grafis yang mudah, sehingga deployment mesin virtual dapat dilakukan dalam hitungan menit, berbeda
halnya dengan deployment mesin fisik.
Secara manajemen penggunaan sumber
daya TI, pengaturan mesin-mesin virtual yang berjalan
diatas host, dilakukan secara terpusat, menggunakan
perangkat bantu vCenter® Management Server. Perangkat bantu tersebut dapat diinstalasikan pada salah satu mesin virtual, atau juga dapat diinstalasikan pada hardware fisik yang spesifikasinya lebih rendah daripada host untuk mesin-mesin
virtual. Gambar
2 memperlihatkan manajemen sumber daya yang dilakukan secara terpusat
menggunakan vCenter® Management Server.
Gambar 3. Manajemen
sumber daya terpusat untuk pengaturan arsitektur virtual.
Arsitektur Fisik vs
Arsitektur Virtual
Beberapa perbedaan
antara arsitektur
fisik dengan arsitektur
virtual
berdasarkan aspek-aspek seperti kemudahan pemindahan atau duplikasi, penggunaan
komponen sumber daya, siklus
pemanfaatan sumber daya untuk aplikasi, kemudahan peningkatan spesifikasi sumber daya, dapat kita
lihat sebagai berikut :
Mesin Fisik
|
Mesin Virtual
|
Staff
Departemen
TI
memerlukan usaha yang cukup besar untuk
memindahkan
atau melakukan duplikasi
mesin fisik.
|
Staff
Departemen
TI
dimudahkan dalam usaha
memindahkan
atau
melakukan duplikasi mesin
virtual, dengan cara :
- Proses enkapsulasi
mesin virtual kedalam
berkas-berkas.
- Tidak tergantung
pada
perangkat keras
server secara
fisik.
|
Mesin
fisik terikat
pada
Komponen-komponen sumber daya
secara spesifik.
|
Mesin virtual tidak
terikat pada komponen-komponen sumber daya secara
spesifik, dengan cara :
- Adanya proses
isolasi
antara satu
mesin
virtual dengan mesin virtual
lainnya.
- Adanya
proses
insulasi
terhadap
perubahan perangkat keras.
|
Mesin fisik seringkali
memiliki siklus pemanfaatan sumber
daya untuk aplikasi yang relatif lebih singkat.
|
Mesin virtual memiliki kemampuan untuk
menyediakan siklus pemanfaatan
sumber daya yang lebih lama, bahkan
mesin virtual dapat digunakan
sebagai sumber daya bagi legacy applications.
|
Mesin fisik memerlukan penanganan secara fisik dan personal untuk
peningkatan spesifikasi
sumber daya (processor, memory, hardisk,
storage).
|
Mesin virtual memungkinkan proses konsolidasi
sumber daya
(processor, memory, hardiskk
storage), sehingga tidak
memerlukan
penanganan secara fisik
dan personal untuk peningkatan spesifikasi sumber daya.
|
Pada mesin server fisik, instalasi sistem
operasi seperti Microsoft® Windows®, Linux dan lainnya
dilakukan langsung diatas
hardware. Pendekatan
instalasi
langsung tersebut
memerlukan driver
untuk perangkat keras
spesifik. Pada saat terjadi peningkatan spesifikasi hardware fisik dengan perangkat yang baru, maka diperlukan driver perangkat keras yang baru saja dipasang. Proses
peningkatan spesifikasi hardware juga memerlukan penanganan
technical support.
Mesin virtual
adalah
100% software, yang
tidak lebih dari
sekumpulan file. Kumpulan file
ini termasuk file-file yang disebut virtual disk,
menggantikan media penyimpanan hardisk. Semua file untuk sebuah mesin virtual diletakkan pada satu direktori yang distandarisasi dengan device driver,
sehingga hardware upgrade dapat dilakukan tanpa mengubah mesin virtual.
Sekumpulan mesin virtual terisolasi antara satu mesin virtual dengan mesin virtual lainnya, sehingga pada satu host yang sama, dapat dijalankan server database dan server e-mail tanpa terganggu
konflik ketergantungan software dan konflik peningkatan kinerja server. Fleksibilitas mesin virtual berupa sekumpulan
file memungkinkan seluruh
mesin virtual dipindahkan ke server baru pada saat terjadinya peningkatan kapasitas hardware. Kemudahan
tersebut membuat proses perencanaan
pemulihan bencana dan
proses testing menjadi lebih mudah.
Virtualisasi
menggunakan Bare-Metal
Hypervisor
Suatu sistem bare-metal hypervisor tidak memerlukan sistem operasi. Pada
vmware®, hypervisor
tersebut adalah sistem operasi. Pada gambar 3,
terlihat arsitektur ESXi dari vmware® yang
menggunakan
hypervisor.
Gambar 4.
ESXi yang menggunakan arsitektur hypervisor
- Perancangan Virtualisasi Data Center Menggunakan
Vspere
Pada pembahasan kali ini kita akan membuat Datacenter, Cluster. Dengan
membuat keduanya tersebut kita akan lebih mudah untuk mengimplementasikan high availability
menggunakan vSphere yang akan kita bahas pada pembahasan selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
leave your comment, please :)