Senin, 15 April 2013

Resume IKD : Alam pikiran manusia dan perkembangannya



ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA

A.     HAKEKAT MANUSIA DAN SIFAT KEINGINTAHUANNYA
Manusia dengan kemampuan berfikir dan bernalar, dengan akalnya serta nuraninya memungkinkan untuk selalu berbuat yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun lingkungannya.
A.1. Kelebihan manusia dari penghuni bumi lainnya
Beberapa kelebihan manusia dari makhluk lain, antara lain adalah :
a.       Manusia sebagai makhluk berfikir yang bijaksana (homo sapiens) yang dicerminkan dalam tindakan dan perilakunya terhadap lingkungannya.
b.      Manusia sebagai pembuat alat karena sadar keterbatasan inderanyadan sehingga perlu bantuan peralatan untuk keperluan hidupnya (homo faber), baik fisik maupun nalarnya.
c.       Manusia dapat berbicara (homo languens) baik secara lisan maupun tulisan sehingga dapat mengkomunikasikan apa yang diinginkan maupun ditemukan pada komunitas maupun generasi berikutnya.
d.      Manusia dapat bermasyarakat (homo sosious) dan berbudaya (homo humanis). Manusia bermasyarakat dengan tata tertib dan aturan yang diciptakan untuk kepentingan bersama dan saling menolong.
e.       Manusia mengadakan usaha (homo economicus), mengadakan tukar menukar barang (barter) maupun jual beli dengan prinsip ekonomi dan sekaligus kebutuhan materinya terpenuhi.
f.       Manusia berkepercayaan dan beragama (homo religious) karena menyadari adanya kekuatan gaib yang lebih besar dan mengatur jagad raya ini. Perkembangannya dimulai dengan animisme, dinamisme, tatonisme (kepercayaan atau agama alami), kemudian agama samawi (kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa).

A.2. Rasa ingin tahu dan  terbentuknya ilmu pengetahuan alam
Beberapa binatang sudah mempunyai otak, sehingga mempunyai daya fikir namun terbatas pada insting (naluri) dan upaya mempertahankan diri serta turunannya. Insting tersebut terutama ditujukan untuk kelangsungan hidupnya, seperti memperoleh makanan, perlindungan diri dan perkembanganbiakan. Aktivitas hewan tersebut ternyata tidak berubah dari masa ke masa dan dinyatakan sebagai rasa keingin tahuan yang tidak berkembang yang sering disebut sebagai idle curiousity. Sedangkan manusia disamping mempunyai naluri, nalari dan nurani. Dengan nalari, manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan penalaran, pemikiran logis dan analisis. Berlandaskan kemampuan tersebut maka pengetahuan yang diperoleh saat ini merupakan dasar dari munculnya rasa ingin tahu tentang lainnya, sehingga rasa ingin tahu manusia tersebut selalu berkembang (curiousity). Dengan nurani, manusia ingin selalu berbuat baik untuk dirinya dan lingkungannya.
Adanya kemampuan berpikir pada manusialah yang menyebabkan terus berkembangnya rasa ingin tahu tentang segala yang ada di alam semesta. Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari pengembangan ilmu pengetahuan alam (IPA).
Secara sederhana urutan perkembangan ilmu dapat digambarkan seperti pada Gambar 1. Dimulai dari ketertarikan atau rasa ingin tahu terhadap sesuatu maka dilakukan suatu pengamatan. Berdasarkan pengamatan berulang kali diperoleh pengetahuan, semisal sifat dari benda yang diamati. Kumpulan dari pengetahuan tentang sesuatu tersebut yang didapatkan secara sistematis dinyatakan sebagai ilmu pengetahuan.
Bagian dari ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pengungkapan rahasia dan gejala alam, meliputi: asal usul alam semesta dengan segala isinya, termasuk proses, mekanisme, sifat benda maupun peristiwa yang terjadi disebut sebagai Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA.


 










Gambar 1. Rasa ingin tahu dan penemuan ilmu pengetahuan alam

A.3. Sifat keingintahuan manusia
Manusia dengan rasa keingintahuannya yang besar, selalu berusaha mencari keterangan tentang fenomena alam yang teramatinya. Untuk menjawab pertanyaan atau rasa ingin tahunya, manusia sering mereka-reka sendiri jawabannya. Jawaban semacam ini umumnya tidak logis tetapi sering diterima masyarakat awam sebagai kebenaran. Pengetahuan semacam ini disebut sebagai “pseudo science”, yaitu mirip sains tapi bukan sains. Ilmu pengetahuan juga berkembang sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara berfikir dan alat bantu yang ada pada saat itu. Sebagai contoh adalah pada zaman Babilonia 700-600 SM, karena keterbatasan alat indera manusia (sebagai alat bantu utama) maka landasan ilmu pengetahuan zaman ini sebagian berasal dari pengamatan maupun pengalaman namun sebagian lainnya berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan atau “mitos”. Sebagai contoh adalah pertanyaan tentang pelangi yang sering dijawab sebagai selendang bidadari.
Berbagai cara dilakukan manusia untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui cara pendekatan Non-ilmiah (Pseudo Science, sains semu) dan terutama dengan cara ilmiah.
Cara memperoleh pengetahuan dengan pendekatan Sains semu :
a.       Mitos
Merupakan gabungan dari pengamatan, pengalaman namun sebagian lainnya berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan. Contoh: Cerita-cerita legenda.
b.      Wahyu
Merupakan komunikasi Sang Pencipta dengan makhluknya dan merupakan pengetahuan yang disampaikan kepada utusannya. Wahyu merupakan kebenaran mutlak dan tidak dapat dipertanyakan dan diperdebatkan kebenarannya dengan akal saja.
c.       Otoritas dan tradisi
Pengetahuan yang telah ada dan mapan sering digunakan oleh pemimpin atau secara tradisi untuk menyatakan kebenaran. Sebagai contoh sampai abad pertengahan manusia menganggap bahwa bumi adalah pusat dari alam semesta (geosentris), sehingga pada saat Copernicus menyatakan bahwa bumu bukan sebagai pusat alam semesta dan hanya merupakan satelit dari sistem tata surya (heliosentris), maka penguasa dan kepercayaan pada saat itu menolak dengan keras. Sampai-sampai Bruno pengikut Copernicus dengan paham heliosentrisnya serta penemuan-penemuannya lain yang sangat bertentangan dengan penguasa saat itu, dianggap kemasukan setan dan dibakar mati pada tahun 1600.
d.      Prasangka
Berupa dugaan yang kemungkinan bisa benar atau salah. Dengan prasangka orang sering mengambil keputusan atau kesimpulan yang keliru.
e.       Intuisi
Intuisi merupakan kegiatan berpikir yang non-analitik (tanpa nalar), tidak berdasarkan pada pola berpikir tertentu, dan biasanya pendapat tersebut diperoleh dengan cepat tanpa melalui proses yang difikirkan terlebih sahulu. Dengan kata lain cara intuitif tidak mempunyai logika atau pola berfikir tertentu serta langkah yang sistematik dan terkendali.
f.       Penemuan kebetulan
Beberapa pengetahuan pada awalnya ditemukan secara kebetulan dan beberapa diantaranya adalah sangat berguna. Sebagai contoh adalah penemuan obat kina sebagai obat malaria.
g.       Cara coba-ralat (trial and error)
Cara ini merupakan serangkaian percobaan asal saja yang tidak didasari oleh teori yang ada sebelumnya, sehingga tidak memungkinkan diperolehnya kepastian pemecahan suatu masalah atau hal yang ingin diketahui.

B.     PERKEMBANGAN FISIK TUBUH MANUSIA
Fisik tubuh manusia mengalami proses pertumbuhan sedikit demi sedikit, mulai dari masa di rahim ibu, masa setelah dilahirkan sampai masa dewasa. Proses perubahan tersebut dimulai dari bentuk sel yang sangat sederhana pada saat pembuahan sampai ke bentuk sel yang sangat kompleks. Embrio atau janin di rahim induk terjadi dari hasil pembuahan sel telur induk oleh sel telur penjantannya. Sel telur yang telah dibuahi (zigot) tersebut akan mengalami pembelahan sel, diferensiasi sel sehingga terbentuk janin dan transformasi bentuk tubuh.
Setelah kelahirannya, tidak seperti anak binatang yang dapat langsung beraktivitas (jalan, makan), manusia dilahirkan dengan tidak mempunyai kemampuan sehingga memerlukan pemeliharaan dan perawatan induknya.
Bentuk tubuh manusia mengalami perubahan yang sistematis dan teratur sesuai dengan koratnya sejak bayi hingga dewasa. Perubahan fisik yang sangat nyata terjadi pada masa pubertas, terutama pada tanda-tanda kedewasaan seperti tumbuhnya rambut pada bagian tubuh tertentu dan fungsi genetaliannya. Perubahan morfologis wanita pada masa pubertas yang tidak dialami laki-laki, adalah pinggul membesar, pinggang meramping, terbentuknya payudara serta datangnya siklus haid.

C.     PERKEMBANGAN SIFAT DAN PIKIRAN MANUSIA

Berikut ini pengelompokkan perkembangan kecerdasan manusia berdasarkan usia dari bayi hingga dewasa.
1.      Masa bayi (0-2 tahun)
Masa bayi menurut psikologi disebut juga sebagai periode sensorimotorik. Pada periode ini perkembangan kecerdasan bayi sangat cepat. Ia mulai belajar makan, berjalan, berbicara, dan mengikatkan diri pada orang lain.
2.      Masa kanak-kanak (3-5 tahun)
Masa kanak-kanak disebut sebagai periode praoperasional, dengan kisaran 2-7 tahun. Pada periode ini, dorongan keingintahuannya sangat besar. Sehingga banyak yang menyebutkan masa ini sebagai masa bertanya, apalagi pada masa ini si anak sudah memiliki keterampilan berbahasa lisan.
3.      Masa usia sekolah (6-12 tahun)
Masa ini disebut juga sebagai operasional nyata, dengan kisaran usia 7-11 tahun. Pada periode ini anak sangat aktif, ditandai dengan perkembangan fisik dan motorik yang baik. Para ahli psikologis menyebut juga masa ini sebagai “masa tenang”, karena proses perkembangan emosional si anak telah mendapatkan kepuasan maksimal sesuai dengan kemampuan individu.
4.      Masa remaja (13-20 tahun)
Masa remaja disebut juga dengan periode operasional formal (11-15 tahun). Periode ini merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun dengan orang dewasa. Mereka berusaha mengekspresikan dirinya sebagai orang dewasa, padahal secara fisik, mental, dan emosional belum mampu berbuat demikian.
5.      Masa dewasa (>20 tahun)
Masa dewasa ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri. Mereka mampu mengendalikan perilakunya dengan baik, menempatkan dirinya sebagai anggota dalam kelompok serta merupakan individu yang bertanggung jawab.

D.     SEJARAH PENGETAHUAN YANG DIPEROLEH MANUSIA

D.1 Zaman Purba
Zaman ini ditandai dengan ditemukannya alat-alat yang terbuat dari batu dan tulang. Manusia pada zaman ini telah mengetahui cara bercocok tanam dan beternak meskipun masih secara berpindah-pindah. Pengetahuan yang diperolehnya tersebut merupakan pengalaman dan kemampuannya mengamati alam sekitarnya. Zaman purba sampai dengan zaman Babilonia pengetahuan yang dipunyainya masih berupa mitos.

D.2 Zaman Yunani
Pada zaman ini kemampuan berpikir manusia lebih maju, disertai dengan penemuan alat bantu yang lebih baik serta mulai menggunakan akal sehat, maka mitos dengan berbagai legendanya mulai ditinggalkan. Beberapa pakar Yunani yang berpengaruh dan memberikan perubahan pola pikir masa itu adalah :
·         Thales (624-548 SM) yang menyatakan bahwa bintang mengeluarkan sinarnya sendiri sedangkan bulan hanya memantulkan cahata matahari.
·         Socrates (580-500 SM), dianggap sebagai tonggak ilmu pengetahuan Yunani pengamat faham logika dan sebagai pemula penyelidikan kehidupan manusia.
D.3. Zaman Pertengahan (Keemasan Islam)
Pada zaman keemasan Islam pengaruh bangsa Arab sangat menonjol. Banyak peninggalan pengetahuan Bangsa Yunani yang diterjemahkannya serta penemuan tentang kedokteran yang ditulis dalam bentuk buku yang dipakai sebagai acuan pada dunia Islam dan Eropa. Zaman ini juga banyak dikembangkan metode eksperimen yang memungkinkan perluasan bidang kedokteran, farmasi, astronomi, kimia, dan biologi. Penemuan penting yang tetap digunakan sampai saat ini adalah penulisan bilangan (angka arab) dan desimal yang memunculkan ilmu aljabar.
D.4. Zaman Modern (abad 15-sekarang)
Zaman ini dimulai pada abad ke-15, banyak penemuannya yang merubah pola pikir sebelumnya terutama dengan penemuan empiris yang didukung oleh alat bantu yang lebih baik. Pakar yang penting pada era itu adalah Copernicus (1447-1543 M)dan Galileo (1546-1642 M). Copernicus dalam bukunya “De Revolutionibus Orbim Calestium” atau Peredaran Alam Semesta yang menyatakan sistem heliosentris. Penemuan tersebut didukung juga oleh penemuan Galileo. Era ini dianggap titik awal ilmu pengetahuan modern yang berdasarkan pada teori induksi atau kebenaran harus dibuktikan secara empiris.

1 komentar:

leave your comment, please :)

 

Blog Template by BloggerCandy.com